Lembaga Pembinaan Bahasa

Menu

  • Home
  • History
  • _POST FORMAT
  • _Error Page
  • Structure
  • Profile
  • Blog

Bahasa adalah kebutuhan karena pada umumnya fungsi dari bahasa adalah sebagai alat komunikasi utama dalam kehidupan manusia, bahasa dapat berbentuk tulisan, lisan, maupun hanya berupa simbol tertentu. Bahasa digunakan untuk memahami suatu hal yang disampaikan antar individu. Bagi suatu organisasi atau negara, bahasa memiliki kedudukan sebagai lambang identitas, sehingga keberadaan sebuah bahasa menjadi suatu hal yang sangat penting.

Kemampuan berbahasa harus didampingi dengan penguasaan teknik berbicara untuk menyampaikan pesan menggunakan bahasa tersebut seperti halnya didepan khalayak. Kemampuan dalam berbicara tersebut dinamakan Public speaking. Public speaking merupakan proses berbicara di depan umum atau khalayak untuk menyampaikan informasi, menghibur, dan mempengaruhi audience. Menurut Hojanto, O. sebenarnya kompetensi public speaking hampir sama dengan komponen komunikasi efektif yang meliputi:

1.     Penyampaian pesan atau informasi. Untuk dapat menyampaikan pesan atau informasi dengan baik dan jelas pembicara atau public speaker harus memperhatikan teknik-teknik dasar public speaking yang meliputi teknik vocal dan verbal.

2.  Pesan/informasi yang disampaikan. Pesan yang disampaikan harus bersifat singkat, padat, dan mudah dipahami.

3.    Penerima informasi/audience. Dalam hal ini Pembicara harus cerdas dalam melakukan analisis audience yang akan mendengarkan informasi yang akan disampaikan, minimal analisis psikologi dan demografi.

4.  Media penyampaian. Pembicara dapat menggunakan media penyampaian sebagai saran pembantu untuk memudahkan penyampaian informasi. Saat ini cukup banyak media yang bisa digunakan dalam presentasi, seperti media grafis, fotografi, audio, video, dan lingkungan.

5.     Umpan balik. Salah satu indikator suksesnya penyampaian informasi adalah adanya respons dari penerimaan informasi. Pendengar dapat merasakan umpan balik dari pendengar dengan mengamati bahasa tubuh mereka, apakah mereka terlihat mengantuk, bosan, atau antusias dan aktif memberikan respon.

Schreiber menyatakan bahwa kemampuan public speaking akan memberikan manfaat bagi pembicara dan pendengar luas. Bagi pembicara, Public speaking akan membantu mengembangkan keterampilan berbicara dan menumbuhkan rasa kepercayaan diri. Selain itu public speaking memberikan manfaat bagi karir untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain baik itu membujuk, bernegosiasi, memberikan dukungan, dan berbicara secara efektif. Public Speaking memiliki manfaat bagi pendengar yaitu memungkinkan untuk berpartisipasi dalam demokrasi pada tingkat paling dasar, dan membantu berpikir kritis sehingga mengetahui dilema publik dan dapat membantu menyelesaikannya.

Mereka yang menguasai teknik-teknik public speaking akan mampu mempengaruhi khalayak banyak dan membawa perubahan. Melalui public speaking kita bisa menyampaikan ide, gagasan, pemikiran kepada publik dengan efektif dan respektif. Tetapi akan ada saatnya seorang pembicara atau public speaker mengalami kondisi dimana harus berbicara di depan pendengar yang tidak memiliki kesamaan bahasa dengannya. Jika seorang pembicara tidak menguasai bahasa khalayak maka akan mengalami kesulitan, untuk menghindari hal tersebut maka seorang pembicara atau public speaker membutuhkan kemampuan berbahasa asing.

Keadaan tersebut dapat saja terjadi pada seorang pembicara dikarenakan dapat kita lihat saat ini bahasa yang digunakan di dunia sangat beragam, jika ditinjau pada era globalisasi saat ini jarak tidak lagi menjadi penghalang untuk berkomunikasi dengan masyarakat diseluruh dunia, sehingga membuat kita akan berada dalam posisi berinteraksi dengan individu yang tidak memiliki kesamaan bahasa. Demi tercapainya maksud dari hal yang disampaikan diperlukan pemahaman yang sama dalam bahasa yang digunakan.

Sebagai makhluk sosial yang akan selalu berinteraksi dengan manusia lain, manusia akan kesulitan dalam berkomunikasi tanpa bahasa, karena maksud yang ingin disampaikan tidak dapat dimengerti oleh orang lain. Hal ini akan menjadi penghambat jika kita tidak dapat menerima pesan yang ingin disampaikan oleh individu tersebut dan sebaliknya. Maka mempelajari bahasa asing adalah suatu langkah yang baik agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Kemampuan berbahasa asing untuk public speaker juga akan meningkatkan pamor dan nilai pembicara di mata orang lain. Kemampuan berbicara bahasa asing bisa meningkatkan “nilai jual” dikarenakan mempelajari suatu kemampuan berbicara bahasa asing akan dianggap sebagai suatu usaha dari seorang pembicara untuk menyampaikan informasi dengan baik kepada pendengar.

Selain itu, seorang pembicara atau public speaker penting untuk selalu siap dengan materi yang akan disampaikannya maka tak heran jika seorang public speaker disebut sebagai true messager. Materi yang disampaikan pun harus dapat menarik perhatian para pendengar. Maka demikian, seorang public speaker dituntut untuk update mengenai perkembangan masyarakat seperti trend yang terkenal saat ini. Dengan memahami bahasa asing akan membuat public speaker semakin update atas perkembangan diseluruh dunia dimana sumber bacaan dari luar negeri seringkali menggunakan bahasa yang berbeda-beda tergantung dari negara mana sumber bacaan tersebut, sehingga akhirnya pembicara atau public speaker akan menghasilkan materi yang menarik bagi pendengar.


Author: Iqlima Adlila/Kontributor

Penulis merupakan mahasiswa semester 7 jurusan Ilmu Hukum dan anggota LPB angkatan Electa.

Editor: Sintamia

  • 0 Comments

           Mengartikan makna pendidikan, menurut Bapak Pendidikan Nasional Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara, menurutnya pendidikan sebagai suatu proses  yang harus ikut serta dalam tumbuhnya anak-anak. Dengan maksud pendidikan dijadikan tuntunan bagi tumbuh kembang anak tersebut agar mereka bisa menjadi masyarakat yang berguna bisa menggapai keselamatan dan kebahagiaan hidupnya. Jhon Dewey (1859), Pendidikan bisa diartikan sebagai sebuah proses dari dalam diri manusia, berupa potensi kemampuan untuk meningkatkan dan mengembangkan pengalaman  yang dimiliki.

Pendidikan sangat penting tentunya bagi setiap individu, dan memang harus diberikan se-dini mungkin. Bukan semata tentang pelajaran, tetapi tentang kemampuan, bakat, cara pandangnya terhadap lingkungan sekitarnya, dan bagaimana ia mengartikan kehidupan nya. Walaupun individu tersebut berasal dari hereditas yang dinilai cukup baik, jika ia tidak mendapatkan pendidikan yang baik, maka tidak menutup kemungkinan bahwa faktor hereditasnya itu bisa tertutupi oleh hal negatif lain yang ia dapat dari luar lingkungan rumahnya atau sekolahnya.

Kebanyakan sekolah hanya mematokkan nilai yang tinggi untuk didapat para siswanya, bukan malah skill yang mumpuni yang menjadi tujuan akhir pendidikan. Hingga mungkin sudah menjadi hal lumrah di pendidikan kita ini, bahwa masih banyak siswa yang tak segan untuk menghalalkan segala cara agar mendapatkan nilai yang sempurna. Para siswa kebanyakan ‘dipaksa’ untuk melakukan, mempelajari, dan memperdalam hal yang mereka tidak sukai yaitu pelajaran-pelajaran di sekolah yang bahkan mungkin pelajaran tersebut tidak berpengaruh banyak terhadap kehidupan mereka kelak, mengapa berpikir demikian? karena tak banyak pendidik yang memberi tahu untuk apa kita mempelajari pelajaran tersebut. Setiap individu tentu sudah memiliki jalan dan tujuan hidup masing-masing, kemampuan memang bisa dilatih, tetapi jika dalam individu nya sendiri kontra dengan apa yang diajarkan, tentu akan sulit mencerna bahkan merealisasikan tentang apa yang diajarkan.

Bahkan seorang penulis, pembicara, dan penasehat internasional yaitu Sir Ken Robinson pada acara sebuah webinar internasional ia mengatakan bahwa “Bagaimana Sekolah Membunuh Kreativitas Siswanya?” bukan tanpa alasan, ia mengatakan demikian karena ia melihat realitanya memang siswa tidak diberi kebebasan untuk berkreasi mereka hanya diperintahkan untuk mengikuti sistem dan tidak diberi kebebasan untuk mengembangkan dirinya sendiri. Mereka sebenarnya tahu, bahwa sistem tersebut akan mempersulit pengembangan diri mereka, sehingga mereka berusaha untuk keluar dari comfort zone tersebut dan mulai menciptakan pengembangan diri dengan cara mereka sendiri.

Tak banyak yang mau melakukan itu, karena terkadang kegagalan atau kesalahan dianggap sebagai hal terburuk yang pernah dilakukan. Dan hasilnya adalah sistem mendidik orang keluar dari kapasitas kreatif mereka. Jika seorang nilai matematika seorang siswa 50 dan nilai seni nya 95, tetntu sang ibu malah memberikan tambahan pelajaran (Les) di pelajaran matematika, bukan malah memperdalam bakatnya, yaitu dibidang seni, terkadang, itu kesalahan pendidikan yang terjadi terus-menerus, dimana seseorang tidak dapat bergerak bebas menentukan pilihannya, mereka diharuskan mengikuti sistem yang ada bahkan dengan terpaksa sekalipun.

Picaso pernah berkata bahwa semua anak-anak terlahir sebagai artis. Semua anak pintar, semua anak akan sukses dengan bakat yang dimilikinya. Permasalahannya yaitu bagaimana kita bisa tetap menjadi artis selama kita tumbuh? Tentu mereka perlu penguatan dan pendalaman untuk bakat mereka itu, dan itulah gunanya pendidikan. Seperti apa yang dikatakan oleh Albert Einstein yaitu “The Important Thing is not to stop questionig. Curiosity has its own reason for existing.” (Yang penting jangan sampai berhenti bertanya. Keingintahuan punya alasan tersendiri untuk tetap eksis). Disinilah peran pendidik sangat dibutuhkan agar kemampuannya kelak bisa berguna untuk dirinya, masa depannya, dan juga untuk oranglain.

Tujuan Pendidikan di Indonesia merujuk yang terdapat dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, menyebutkan bahwa: “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didikagar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Namun seakan lupa akan tujuan pendidikan yang sebenarnya, selain pendidikan ditujukan untuk menyempurnakan semua potensi yang dimiliki seorang individu, sasaran pendidikan bukan bermaksud menjadikan manusia sebagai prajurit tetapi membina seorang individu agar menjadi manusia, manusia yang berguna bagi manusia lainnya.

Kesuksesan terkadang hanya dipandang dari mereka yang bisa memiliki kecerdasan di bidang matematika, sains, atau lainnya. dan kekayaan bisa mereka dapatkan dari kecerdasan tersebut. Hingga tak banyak, orang cerdas yang malah menggunakan kecerdasannya itu untuk membodohi oranglain. Banyak manusia pintar, namun sulit untuk menemukan manusia jujur, manusia yang mempunyai sikap kepedulian tinggi, dan manusia yang paham cara memanusiakan manusia lainnya. Penanaman karakter yang baik, dan pengenalan tentang  nilai agama kurang diperhatikan didalam dunia pendidikan, dan menyebabkan masih banyaknya orang yang hanya memikirkan cara untuk kebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya sendiri, tidak memperhatikan lingkungan di sekitarnya dan bahkan tak segan untuk mengorbankan kebahagiaan orang lain. Dalam pendapat Brubacher, tujuan pendidikan seharusnya yaitu melaksanakan tiga fungsi penting yang semuanya itu bersifat normatif, diantaranya :

Pendidikan bersifat dinamis, kita sebagai generasi penerus bangsa seharusnya bisa lebih memahami dan menciptakan cara belajar, cara mengembangkan diri di era serba teknologi seperti sekarang ini. Kita harus mau mencoba, mengambil resiko, dan menghilangkan pikiran negatif tentang masa depan. Kita harus tetap optimis dalam menuntut ilmu. Hilangkan stigma negatif di masyarakat yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan bodoh jika tidak bisa matematika. Kecerdasan itu istimewa, setiap orang pintar, setiap orang berbakat. Seperti yang dikatakan oleh fisikawan terkenal Albert Einstein yang menyatakan bahwa“Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid.” (Semua orang itu jenius. Namun jika anda menilai seorang ikan dengan kemampuannya memanjat pohon, ia akan menganggap dirinya adalah orang paling bodoh sepanjang hidupnya).

1.     Tujuan pendidikan memberikan arah pada proses yang bersifat edukatif.

2.     Tujuan pendidikan tidak selalu memberi arah pada pendidikan, tetapi harus mendorong atau memberikan motivasi sebaik mungkin.

3. Tujuan pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan pedoman atau menyediakan kriteria-kriteria dalam menilai proses pendidikan.

Pendidikan bersifat dinamis, kita sebagai generasi penerus bangsa seharusnya bisa lebih memahami dan menciptakan cara belajar, cara mengembangkan diri di era serba teknologi seperti sekarang ini. Kita harus mau mencoba, mengambil resiko, dan menghilangkan pikiran negatif tentang masa depan. Kita harus tetap optimis dalam menuntut ilmu. Hilangkan stigma negatif di masyarakat yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan bodoh jika tidak bisa matematika. Kecerdasan itu istimewa, setiap orang pintar, setiap orang berbakat. Seperti yang dikatakan oleh fisikawan terkenal Albert Einstein yang menyatakan bahwa“Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid.” (Semua orang itu jenius. Namun jika anda menilai seorang ikan dengan kemampuannya memanjat pohon, ia akan menganggap dirinya adalah orang paling bodoh sepanjang hidupnya).


Author: Nabila Fitriya/Kontributor

Penulis merupakan mahasiswa semester 1 jurusan Administrasi Publik dan anggota LPB angkatan Revolta.

Editor: Sintamia

  • 0 Comments


 

学習がバラバラしたくないでしょう、

これが勉強の方法を見つけ方


教育の世界に、勉強ことは未来に役に立つ知識と経験を探すの行動。こんなことは絶対。知的の成功を達成するために、人は真面目に勉強することだ。当然、あなたの勉強の方法で使う。

しかし、似合う勉強方法を見つけ方はどうかな~。答えはあなたの自分がある。人の勉強方法を快適さによると決定するはあなたんだ。似合うことを考えるに限って、それは丁度選択。

勉強方法はゲームの戦術みたいだ。あなたは自由に勉強方法を操作します。音楽を聴きながら、歌いながら、沈黙にいながら、映画を見ながらかどうか、そんなことはあなたの選択。全部があなたのコントロールにある。

問題は勉強することの精神がある?そのことがない場合、何でも勉強方法の使いが下らないんだ。確実に勉強の目的がある?そして、勉強する前に準備にして始まる。まずの仕方は勉強するために精神的に準備にしている。それから、どんな科目を勉強したい、そして、やりなさい。最後のステップはそのままにしている。相変わらずになったら、勉強することが能率になる。

結論は何でも勉強方法使いがそれはあなたの選択。全部があなたのコントロールにある。コントロールをすることできるなら、勉強することも能率になる。それ以外は、コントロールをすることできまないなら、対談はあなたをコントロールをするんだ。


Attention: Bagi yang tidak paham bahasa Jepang, kamu bisa menggunakan fitur translate yang ada di blog ini :) Tinggal klik, pilih bahasa yang diinginkan, dan voilaa.. artikel ini langsung ditranslate sesuai dgn bahasa yg kamu pilih ;) 


Author: M. Hafizh Ismail N.H./Kontributor

Penulis merupakan mahasiswa semester 1 jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan anggota LPB angkatan Revolta.

  • 0 Comments

 


Siapa yang tahu akan seperti apa Negara Indonesia kelak? sebuah negara yang dihuni oleh 270 juta jiwa, kian bertumbuh dan berkembang mulai dari perekonomiannya, kualitas hidup warganya, dan lain sebagainya. Pun tidak terlepas dengan perkembangan bahasanya, di mana hal itu merupakan instrumen terpenting bagi manusia dalam berkomunikasi. Bahasa juga merupakan komponen terpenting dalam eskalasi mutu kognitif seseorang. Di saat seseorang membaca, hal pertama yang diproses oleh mata dan otak adalah runtutan kata yang dinamakan dengan bahasa. Dan metode bagaimana kita menyerap bahasa tersebut disebut literasi.

Acap kali orang-orang gagal menangkap sebuah pemahaman disebabkan oleh penyampaian bahasa yang memang sukar diterima, atau bahkan kesalahan yang terdapat pada diri mereka sendiri, yang keliru dalam memproses sebuah informasi. Literasi sebagai produk terpenting dari hadirnya bahasa, menjadi urgensi bagi setiap insan untuk menghindari pemahaman yang keliru atau lebih parahnya lagi penyelewengan informasi. Yang dikhawatirkan dari kedua kefatalan tersebut adalah seseorang akan hidup dengan pemahaman yang menyimpang dan menyebarkan pemahaman keliru tersebut kepada khalayak. Hal ini menjadi kekhawatiran penulis, dimana bahasa dan literasi merupakan essence dari terciptanya peradaban bangsa yang unggul.

Oleh karena itu, apabila seseorang belum mampu menyerap informasi secara baik, ada baiknya melakukan validasi terlebih dahulu, baik mencari informasi serupa yang lebih kredibel, atau langsung bertanya kepada ahlinya. Dalam Bahasa Sunda, terdapat dua jenis kebodohan, yaitu bodo alewoh dan bodo katotoloyo. Lugasnya, orang tua dari masyarakat Sunda selalu menasihati anak-anaknya dengan ungkapan, “kudu bodo alewoh, ulah bodo katotoloyoh!”. Artinya adalah, harus bodoh tapi mau bertanya, jangan bodoh tapi tidak mau bertanya. Ungkapan lain yang sering kita jumpai adalah, “Malu bertanya, sesat di jalan.”

Sayangnya, kebanyakan masyarakat enggan dan malas untuk sekadar cross-check terhadap informasi yang mereka dapatkan. Rasa gengsi dan tidak ingin dianggap salah adalah alasan mengapa mereka tidak mengindahkan budaya tabayyun. Sebagai seorang warga negara yang memiliki perhatian khusus pada bahasa dan literasi, penulis dan tentunya pegiat literasi lainnya menyayangkan kebiasaan buruk ini. Hadirnya gawai di tengah masyarakat yang masih perlu pendampingan, mengakibatkan Indonesia mendapat stigma buruk dari masyarakat dunia.

Dari problematika yang umum terjadi itu, mari kita beritikad untuk selalu mendampingi masyarakat, khususnya masyarakat usia >50 tahun, agar tetap pada jalur aman dan mencegah dari penggiringan opini buruk, tidak sedikit informasi yang mereka dapatkan tidak memilki sandaran yang kuat dan valid. Pendampingan tersebut dimulai dari mengedukasi orang tua sendiri untuk tidak mudah ditelan hoaks, dan juga mewanti-wanti agar tidak menyebarkannya. Obrolan daring milik orang tua di platform WhatsApp, sering kita dapati siaran pesan yang memprovokasi hingga penipuan melalui tautan, yang ditakutkan akan mencuri data di dalam gawai mereka.

Tidak luput dari pengecualian, generasi muda pun perlu pendampingan dan edukasi tentang literasi. Apalagi generasi muda saat ini sangat lihai dalam beradu argumentasi. Yang perlu kita tekankan adalah dari mana mereka mendapatkan informasi, bagaimana mereka memahami informasi tersebut, dan seperti apa interpretasi ulang mereka terhadap sebuah informasi. Problematika yang banyak terjadi adalah generasi muda kerap kali memiliki interpretasi ulang yang keliru, jauh dari maksud dan tujuan informasi tersebut. Juga tidak sedikit dari mereka yang hanya memotong beberapa kalimat dari sebuah informasi, yang dirasa kalimat itulah yang memihak opini mereka, dan mengabaikan keseluruhan informasi lainnya. Peristiwa yang sedang populer terjadi adalah informasi buntung yang mereka dapatkan dari media sosial. Sumber yang abu-abu, pemaparan yang menggantung, dan narasi provokatif menjadi kekhawatiran penulis terhadap perkembangan literasi pada Generasi Muda Indonesia.

Kemudian yang menjadi bahan perhatian terhadap peradaban bangsa ini adalah bahasa. Indonesia memiliki satu bahasa nasional dan beratus-ratus bahasa daerah. Selain itu, bahasa asing seperti Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, dan bahasa lainnya pun ikut hadir guna memperkenalkan Indonesia kepada jendela dunia yang luas. Setidaknya seorang Warga Negara Indonesia wajib menguasai bahasa daerah, bahasa nasional, dan bahasa internasional sebagai opsional ketiga. Penguasaan bahasa daerah sebagai alat komunikasi lokal di daerah masing-masing, Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu antar warga daerah, dan Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi internasional yang menghubungkan Warga Indonesia dengan warga negara lain.

Selain ketiga jenis bahasa tersebut, warga yang menganut Islam agaknya wajib menguasai Bahasa Arab sebagai alat komunikasi antar-semesta, yakni manusia dengan Tuhan, Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akan tetapi, karena dikenal dengan kerumitannya, Bahasa Arab kerap kali diacuhkan, banyak orang beranggapan bahwa Bahasa Arab cukup tahu saja untuk dibaca saat shalat dan berdoa. Pada dasarnya, Bahasa Arab memiliki kemuliaan tersendiri bagi seluruh umat manusia, khususnya Umat Islam. Dengan menguasai Bahasa Arab dengan fasih dan benar, kita mampu bersahabat dengan Al-Qur’an, Hadis, dan perkataan sahabat juga ulama terdahulu. Yang mana terdapat banyak pengajaran di dalamnya untuk kehidupan kita. Seorang Muslim dijanjikan kemenangan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, apabila ia mengutamakan dan menolong agama-Nya (QS. Muhammad:7). Dunia dan isinya hanyalah maslahat tambahan setelah seorang Muslim menyelesaikan kewajibannya kepada Tuhan dan agama-Nya.

Memperkenalkan urgensi dan esensi bahasa merupakan tanggung jawab kita semua. Bahasa daerah sering kali dianggap remeh karena stigma kampungan, namun dengan apa lagi kita dapat mengenal saudara se-daerah kiita tanpa bahasa daerah tersebut? Kemudian dengan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, tidak sedikit kita jumpai orang-orang yang merusak keotentikan bahasa ini. Banyak juga orang yang awam terhadap tata bahasa dan penulisan yang baik dalam menggunakan Bahasa Indonesia. Yang terakhir adalah Bahasa Inggris, beserta bahasa negara lainnya sebagai bahasa internasional. Di era dewasa ini, persaingan antar-negara semakin ketat. Untuk memperkenalkan karya bangsa, seluruh warga Indonesia seyogyanya menguasai bahasa yang menjadi penghubung berbagai kultur dunia, yang salah satunya adalah Bahasa Inggris.

Dari kedua aspek di atas, yakni dari pandangan umum dan agama, dapat kita simpulkan bahwa bahasa dan literasi memegang peran penting dalam membangun peradaban sebuah bangsa. Bahasa dan literasi adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Berperan sebagai alat komunikasi, di mana terjadi pertukaran informasi yang akan diproses oleh otak manusia sebagai suatu ilmu yang memandu jalan hidupnya. Maka dari itu, akan sangat fatal apabila seseorang menjalani hidupnya dengan pemahaman yang keliru, hingga memengaruhi orang di sekitarnya. Terlebih lagi bagi seorang Muslim yang harus menyampaikan kembali ilmu yang ia dapat sebagai bentuk kewajiban. Dalam menyampaikan sebuah ilmu, diperlukan penguasaan bahasa yang baik dan fleksibel untuk menjangkau pendengaran penyimak lebih efektif dan efisien. Dan dibutuhkan daya literasi tinggi agar seorang da’i mampu menghindari dari kefatalan berhujjah dan mencegah dari pemahaman yang sesat menyesatkan.

“Suka baca buku itu baik, akan tetapi, dimana posisi kita sebagai pembaca? Pembaca aktif yang teliti dalam memproses informasi; atau pembaca pasif yang hanya membaca selewat atau bahkan mengabaikan dan menyelewengkan informasi yang krusial?” —Penulis


Author: Anisa Hanifah/Kontributor

Penulis merupakan mahasiswa jurusan Sastra Inggris semester 3 dan anggota LPB angkatan Revolta.

Editor: Aulia Nursoleha

  • 0 Comments

 

Dokumentasi Pemikat (Pengembangan Minat dan Bakat) : English Debate Class

    Lembaga Pembinaan Bahasa (LPB) merupakan salah satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang berada di UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang berdiri pada tanggal 08 Mei 1995. LPB merupakan suatu wadah bagi mahasiswa khususnya para pecinta bahasa, yang ingin mengembangkan minat dan bakat nya terkait kebahasaan, baik itu bahasa Inggris maupun bahasa Arab. Seiring dengan berjalannya waktu, LPB menjadi UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang banyak diminati oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa baru. Peminat LPB tidak hanya dari jurusan yang berkaitan dengan bahasa (Arab dan Inggris) saja, tapi dewasa ini banyak mahasiswa yang bukan jurusan bahasa tertarik masuk di UKM LPB. Mengingat pentingnya berbahasa, menurut penulis sudah sepantasnya LPB menjadi UKM yang banyak diminati oleh mahasiswa. Kemampuan berbahasa Arab dan Inggris merupakan modal awal bagi semua orang, khususnya mahasiswa untuk mengembangkan karir.

Namun berbicara tentang LPB, apakah LPB itu adalah lembaga kursus atau organisasi kebahasaan masih menjadi pertanyaan bagi pecinta bahasa dan anggota LPB itu sendiri. Maka dari itu artikel ini akan membahas perihal “Fakta LPB : Lembaga kursus atau organisasi kebahasaan?”.

Menurut Wildan Arifin, S.Hum (Alumni LPB UIN Sunan Gunung Djati Bandung), ”LPB adalah organisasi kebahasaan bukan lembaga kursus bahasa, karena sebuah lembaga kursus bahasa mempunyai target bulanan dan lebih fokus mengolah dan melatih kebahasaan para anggotanya. Sedangkan di LPB, selain belajar kebahasaan, belajar juga hal lain yang berkaitan dengan organisasi. Maka dari itu, LPB tidak bisa hanya disebut sebagai lembaga kursus.”

Sebuah lembaga kursus tidak menjamin anggotanya langsung bisa berbahasa, begitupun dengan LPB. Bisa tidaknya berbahasa tergantung pada keseriusan, minat, dan bakat anggotanya dalam berbahasa. Bakat dapat dikembangkan dan minat dapat dilatih jika ada keseriusan dalam prosesnya. Maka dari itu, baik lembaga kursus maupun LPB (Lembaga Pembinaan Bahasa) mempunyai proses dan metodenya sendiri untuk mengajar, melatih dan mengembangkan minat dan bakat anggotanya.

Di LPB, terdapat anggota dan pengurus. Anggota dapat belajar, berlatih dan mengembangkan minat dan bakatnya dalam bidang kebahasaan. Sedangkan peNgurus, selain dapat mengembangkan minat dan bakat, juga sebagai fasilitator untuk anggotanya dalam melatih minat dan bakatnya. Diantara beberapa kegiatan yang dilaksankan di LPB yang berkaitan dengan kebahasaan adalah Weekly Meeting Inggris dan Arab, juga terdapat Pemikat yang terdiri dari beberapa program, diantaranya Scrabble, Story Telling dan Speech dan Debate (Pemikat Bahasa Inggris) dan ada juga Qiro’atul Akhbar, Khitobah, dan Munadhoroh/Debat (Pemikat Arab). Selain itu, ada juga kegiatan yang dilaksanakan oleh LPB yang berkaitan dengan keorganisasian, seperti TOLD (Training Of Leadership Development) dan pelatihan kepemimpinan lainnya yang berkaiatan dengan keoragnisasian.

Dokumentasi Acara TOLD 2019

Jika kita telaah secara seksama, LPB memadukan antara lembaga kursus dan organisasi kebahasaan karena didalamnya tidak hanya berfokus pada kebahasaan, tapi juga mengajarkan kepada pengurus, umumnya anggota LPB terkait dengan keorganisasian. Maka, kembali lagi pada anggota LPB itu sendiri, apakah akan menjadikan LPB sebagai lembaga kursus atau organisasi kebahasaan.

Dapat disimpulkan, perihal pertanyaan apakah LPB adalah lembaga kursus atau organisasi kebahasaan tergantung bagaimana keseriusan anggota dan juga keseriusan pengurusnya dalam mengelola LPB, apakah akan berfokus pada bahasanya atau organisasinya.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya para pecinta bahasa dan mahasiswa baru UIN Sunan Gunug Djati Bandung yang berminat untuk bergabung dengan UKM Lembaga Pembinaan Bahasa.


Author: Devi Novianti

Editor: Hasna Fadlilah Wahab

  • 0 Comments

Dewasa ini penguasaan bahasa Inggris sudah menjadi hal yang wajib dimiliki oleh semua orang, mengingat bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang digunakan oleh orang di seluruh dunia. Maka tak heran jika semua orang berlomba-lomba untuk menguasai bahasa tersebut dengan cara apa pun, bahkan sampai pergi ke luar kota untuk menemukan tempat kursus yang bagus.

Tapi sebenarnya ada cara yang lebih mudah dan efektif dilakukan untuk mempelajari bahasa Inggris, yaitu melalui lagu. Hampir semua orang menyukai lagu, termasuk lagu-lagu Internasional yang menggunakan bahasa Inggris. Oleh karena itu, metode belajar ini dapat digunakan oleh hampir semua orang. Untuk kalian yang mempunyai hobi mendengarkan lagu, kalian bisa memanfaatkan hobi tersebut untuk menguasai bahasa Inggris.

Keuntungan Belajar Bahasa Inggris Melalui Lagu

Belajar bahasa Inggris melalui lagu bisa menjadi salah satu alternatif untuk kalian yang tidak terlalu menyukai belajar formal. Mendengarkan lagu adalah cara yang menyenangkan untuk menguasai bahasa Inggris. Kalian bisa belajar sambil menghibur diri kalian tanpa mengurangi manfaatnya.

Karena target pendengar lagu Internasional adalah pembicara bahasa Inggris asli, biasanya bahasa yang digunakan dalam lagunya pun adalah kata-kata yang biasa digunakan sehari-hari dan bahasa terbaru. Oleh karena itu, lagu adalah cara yang paling tepat untuk kalian yang ingin mengenali banyak kosakata yang biasa digunakan dalam bahasa Inggris.

Selain menambah daftar kosakata di kepala kalian, belajar bahasa Inggris melalui lagu juga dapat melatih kemampuan listening dan speaking kalian. Tidak perlu ribet membawa kamus, buku-buku besar dan memakan waktu khusus untuk melatih kemampuan bahasa Inggris kalian, cukup dengan membawa smartphone sambil bersantai, karena mendengarkan lagu dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.

Kelebihan lain belajar bahasa Inggris melalui lagu adalah bisa meningkatkan daya ingat secara lebih efektif. Ritme yang ada pada sebuah lagu dapat membantu kita untuk mengingat kata-kata lebih baik. Banyak lirik dan pola suara dalam sebuah lagu yang begitu saja menyusup dan bermain secara berulang-ulang di pikiran kita, sehingga membuat kita lebih mudah untuk mengingatnya.

Tips Belajar Bahasa Inggris Melalui Lagu

1.     Pilih Lagu yang Sesuai

Hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih lagu. Pilihlah lagu yang sesuai dengan genre yang kalian suka supaya menambah semangat belajar kalian. Kalian juga bisa memilih lagu yang sesuai dengan perasaan kalian, karena biasanya kita cenderung akan lebih mudah mengingat sesuatu yang bersifat emosional dan sesuai dengan perasaan kita. Bagi kalian yang pemula, pilihlah lagu yang bertempo lambat dan memiliki kejelasan suara yang baik terlebih dahulu, agar kata-kata yang diucapkan oleh sang penyanyi dapat didengar dan dipahami dengan baik.

2.     Dengarkan Lagu secara Berulang-Ulang

Saat kita mendengarkan lagu yang kita suka, biasanya kita akan memutarnya berulang kali sampai kita dapat meniru lirik dan nada yang dinyanyikan oleh penyanyi lagu tersebut. Cara tersebut dapat kita lakukan untuk mengingat kata atau kalimat tertentu dalam lagu tersebut.

3.     Artikan Lirik dari Lagu tersebut

Cara yang efektif untuk mengenal kosakata bahasa Inggris dari mendengarkan lagu adalah dengan membedah arti dari lirik lagu tersebut. Carilah lirik dari lagu yang kalian pilih kemudian artikan kata-kata yang tidak kalian ketahui artinya. Agar lebih mudah, kalian bisa mencatatkan terlebih dahulu semua lirik lagunya, kemudian catat artinya di atas kata tersebut. Ingat, hanya kata-kata yang tidak kalian ketahui artinya saja. Setelah mengetahui semua arti dari masing-masing kata, kemudian artikan lirik lagu tersebut secara keseluruhan. Dengan cara ini, kalian tidak akan hanya belajar kosakata saja, tetapi juga struktur dan bentuk kalimat yang dipakai dalam lirik lagu tersebut secara tidak langsung.

4.     Cobalah Membuat Kalimat Sederhana dari Kosakata yang telah Kita Ketahui

Setelah mengetahui berbagai kosakata dari lagu tersebut, kalian dapat mecoba memasangkannya dengan kalimat yang sederhana. Contohnya setelah kita mendengarkan lagu Frozen kita mengetahui arti kalimat “let it go”, kemudian kita dapat membuat kalimat sederhana seperti: “don’t be afraid, just let it go”.

5.     Nyanyikan Lagu Tersebut

Tidak cukup sampai mendengarkan, kalian juga dapat menyanyikan lagu yang kalian pilih untuk melatih pengucapan (pronounce) kalian. Hal terpenting dari cara ini adalah bagaimana kalian melatih pengucapan bahasa Inggris secara alami seperti native speaker (penyanyi lagu tersebut).

Itulah beberapa tips untuk kalian yang ingin belajar bahasa Inggris dengan cara sederhana dan menyenangkan. Lakukan lah tips-tips di atas dengan sungguh-sungguh agar apa yang diharapkan dapat tercapai.


Author: Elsya Nurfadillah/Kontributor

Penulis merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Fisika UIN Bandung dan anggota LPB angkatan Electa.

  • 1 Comments

 

Di dalam tulisan ini sebenernya aku tidak akan menjamin kalian bakal ada insight atau ilmu yang bakal kalian dapetin dari sini. Soalnya melalui tulisan ini aku cuma mau cerita sedikit tentang struggle departement 3 (selanjutnya kita sebut deptil aja ya, biar gampang. Deptil: departemen tilu hehe) selama setengah periode lebih di kepengurusan Hogwarts Cabinet ini.

Mungkin tulisan ini akan terbagi ke dalam beberapa seri yang tujuannya sih sebenernya aku harap nanti kadeptil di kabinet kepengurusan LPB selanjutnya bisa mengambil pelajaran gimana sih deptil di Hogwarts Cabinet ini dan bisa jadi tolok ukur biar bisa berkembang menjadi lebih baik lagi. Soalnya kan kalau liat LPJ tuh lumayan pusing ya buat di baca apalagi dipahami, hehe. Jadi tulisan ini adalah inti utama dari penjabaran angka yang ada dalam LPJ.

Konten adalah Kunci

Ini adalah rahasia dan kunci utama cara kerja deptil di Cabinet Hogwarts. Visi ini lahir karena aku melihat di kepengurusannya, to be honest agak kurang dalam pengelolaan konten. Memang ada berbagai macam faktor sih yang aku lihat itu, kenapa pengelolaan konten di kepengurusan sebelumnya agak kurang. Karena aku melihat di instagram LPB sendiri diisi sebagian besar oleh dokumentasi kegiatan, kalau tidak perayaan hari besar. Jadi di situ, aku melihat ada celah yang semestinya bisa dimanfaatkan menjadi lebih baik tetapi pada saat itu memang agak luput untuk dikerjakan.

Salah satu faktor utamanya mungkin karena pandemi yang pada saat itu baru saja terjadi dan membuat hancur seluruh perencanaan yang telah dibuat. Nggak bisa dipungkiri lagi sih, pandemi emang pengaruh banget ke banyak sektor. Huhu. Karena kekurangan utama yang aku lihat pada saat itu ya, disitu. Jadi aku fokuskan deptil di masa kepengurusan Cabinet Hogwarts ini kerjaannya menjadi content based.

Jadi, siapapun kadeptil nantinya yang bakal ngelanjutin estafet jabatan kadept di department 3 aku harap bisa pertahanin visi ini. Tapi kenapa sih aku berharapnya gtu? Karena ya, kembali lagi ke judul tulisan ini, Content is a great investment!

Jangkauan konten instagram Lembaga Pembinaan Bahasa @lpb_uinsgd

Achivement (Part ini sih ada bumbu pamernya)

Okay, mungkin kalian di part tadi belum ngeuh kenapa konten itu bisa jadi great investment. Nah di sini aku mau jelasin lebih jelasnya sekaligus pamer tentang pencapaian yang berhasil di raih dan menurutku pencapaian itu luar biasa banget (ya seenggaknya lumayanlah, hehe).

Apa yang kita lihat di sosial media itu akan menciptakan suatu tafsiran tersendiri bagi orang-orang yang mengonsumsinya. Percaya atau tidak bahwa sosial media itu bisa mengglorifikasi konten apa yang disajikan sehingga menjadi lebih menarik untuk masuk ke dalam pikiran yang mengonsumsinya. Nah, teori ini yang setidaknya jadi landasan kenapa aku milih visi deptil mesti fokus di konten.

Bicara teorinya sudah, langsung aja deh ke realitanya! Baru-baru ini tuh instagram LPB baru mengalami lonjakan kenaikan followers yang signifikan. Semula jumlah followers sekitar 2.500an, kini menjadi 5.200an. Lonjakan yang signifikan banget. Lonjakan followers LPB sampai ke jumlah 5000an itu bertahap. Tapi puncaknya ada pada momentum penerimaan mahasiswa baru, tepatnya setelah PBAK.

Statistik peningkatan followers akun instagram @lpb_uinsgd

Apa karena berada di momentum yang tepat berarti kita lucky? Jawabannya Yes dan No, sih. Soalnya gini, sedari awal itu memang momentum ini yang kita tunggu-tunggu maksudnya (traffic naik karena sesuatu event dalam hal ini event PBAK) tetapi untuk proses orang bisa sampai follow itu hal lain. Maksudnya gini, mungkin di pagelaran PBAK para maba itu kepo dengan UKM-UKM yang ada di UIN dan stalking akun-akun instagram UKM yang ada tetapi proses pada akhirnya mereka bisa follow itu secara garis besar bisa dikatakan karena konten yang disajikan. Soalnya mau sekepo apapun mereka kalau sajian konten yang ada di instagram kurang menarik, mereka akan pergi lagi setelah ngepoin dan mungkin nggak jadi follow akun kita. Nah, itulah gunanya persoalan konten ini sudah kita fokuskan sejak awal untuk didevelop karena begitu momen lonjakan traffic terjadi, kita sudah siap dari segi konten, dan secara tidak langsung membuat mereka follow.

Kira-kira begitu penjelasan sederhananya, tetapi ini masih analisis sederhana. Tentang seberapa pengaruh konten dibanding faktor-faktor lain kami tidak bisa memberikan presentase pastinya. Tapi kami percaya sih kalau presentase terbesar itu ada pada faktor konten yang disajikan sehingga menarik keinginan audiens yang mampir ke instagram kita buat follow.

Terus udah itu doang pencapaiannya? Eits, belum sampai di situ dong. Di tahun ini juga LPB memecahkan rekor jumlah pendaftar ORASI terbanyak. Jumlah pendaftar di tahun ini mencapai 682 pendaftar. Lebih dari itu, LPB juga mendapat pemasukan pendapatan lebih dari penjualan merchandise di event ORASI ini. Aku bocorin aja kali ya, kira-kira keuntungan yang di dapet dari jualan merchandise itu kurang lebih 4-5 jutaan. Dan lagi-lagi aku bilang bahwa salah satu faktor terbesar pencapaian ini karena pengelolaan konten di media sosial khususnya instagram.

Duh, part terakhir tadi mungkin aku terlalu nonjolin pencapaian-pencapaian yang mungkin belum ada apa-apanya. Tetapi aku sebagai kadeptil melihat pencapaian tadi tuh, jujur mengharukan banget karena ternyata ngembangin konten di instagram bisa se-berpengaruh itu dalam memberikan dampak yang lumayan besar buat LPB. Tentunya semua pencapaian ini bukan hanya karena deptil aja, tetapi semua elemen yang ada di LPB juga turut andil dan memiliki perannya masing-masing. Jadi inilah yang aku maksud bahwa Content is a great investment.



Author: Ammar Taufiq

Editor: Hasna Fadlilah Wahab

  • 0 Comments
                                                       Sumber:campuspedia.id

Halo LPBers! Belajar bahasa adalah kebutuhan bagi semua orang terlebih di era globalisasi ini. Namun belajar bahasa tidak bisa dilakukan hanya dengan satu metode saja, sehingga perlu motivasi yang besar untuk melakukannya. Jika tidak, banyaknya metode ini hanya akan membuat orang menjadi malas untuk mempelajarinya.

Contohnya, dalam belajar bahasa Inggris. Tidak akan cukup jika hanya mempelajari grammar saja. Karena, bagaimana kamu dapat memahami grammar jika tanpa mengetahui vocabulary? Begitupun untuk memperkaya pengetahuan akan vocabulary kamu perlu membiasakan diri untuk menggunakannya dalam percakapan sehari-hari atau membaca bacaan berbahasa Inggris. Dan masih banyak lagi metode lainnya.

Belajar bahasa memang bukan waktu yang singkat, perlu usaha yang besar dan konsistensi dalam mempelajarinya. Namun hasilnya akan sejalan dengan usaha-usaha tersebut. Sehingga jika tidak memulainya dari sekarang, akan semakin lambat untuk mencapai tujuan atau mimpi-mimpi kamu. Mungkin sekarang kamu bertanya-tanya, bagaimana bisa? Ini jawabannya!

  1. TOEFL menjadi syarat kelulusan bagi mahasiswa S1

Test of English as Foreign Language atau yang disingkat TOEFL kini sudah menjadi salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa pada jenjang S1. Beberapa universitas memiliki ketentuan minimal score yang berbeda-beda sesuai kebijakan kampus masing-masing. Untuk UIN Sunan Gunung Djati Bandung sendiri tes ini bernama TOEFA (Test of English for Academic) dengan ketentuan score minimal  ditentukan oleh fakultas masing-masing. Bahkan tak hanya TOEFA, UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan PTKIN lainnya mengadakan TOAFL (Test of Arabic as Foreign Language).

Dengan itu, sebagai mahasiswa kamu perlu mengecek sesegera mungkin berapa minimal score untuk fakultas atau universitas kamu. Yuk mulai belajar dari sekarang! Jangan sampai ketika kamu sudah mempersiapkan banyak hal untuk kelulusanmu, malah terhambat karena nilai TOEFL-nya kurang dari score minimal yang telah ditentukan.

  1. Terdapat mata kuliah bahasa Inggris atau mata kuliah lain yang menggunakan sumber berbahasa Inggris

Bagi mahasiswa non jurusan bahasa dan tidak mempunyai latar pendidikan bahasa mungkin akan merasa kesulitan ketika bertemu dengan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Bahasa Inggris dan Bahasa Arab, atau mata kuliah yang menggunakan referensi berbahasa Inggris. Dengan demikian, bertambahnya kemampuan berbahasa akan memperluas jangkauan pengetahuan. Pengetahuanmu tidak akan terbatas pada wilayah di negara Indonesia saja, akan tetapi menjangkau pengetahuan dari berbagai belahan dunia. Daripada kamu tidak memahami mata kuliah bahasa tersebut sama sekali, lebih baik kamu mulai bersungguh-sungguh belajar bahasa asing dari sekarang ya, LPBers!

Perlu kamu pahami, belajar bahasa dari sekarang akan menambah ilmu bahasa dan bekal kamu untuk masa depan, dibandingkan hal instan seperti mencontek teman. Mungkin saat ini kamu merasa tidak ada waktu untu mempelajari bahasa tersebut sehingga memilih untuk mencontek teman ketika UAS. Padahal, bahasa Inggris dan bahasa Arab akan kembali diujikan saat kamu akan lulus seperti yang disampaikan pada poin sebelumnya.

  1. Menjadi syarat untuk kuliah di luar negeri

Sumber: elearn.id

Siapa sih yang tidak ingin menempuh pendidikan di luar negeri? LPBers pasti mau, kan? Negara-negara di Eropa, Jepang, Amerika, Mesir dan negara-negara lainnya kini tengah menjadi tujuan utama para pelajar untuk melanjutkan studi ataupun untuk pekerjaan yang diimpikan. Dan tentu saja, untuk melanjutkan studi di sana, kamu perlu mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Jika bahasa insternasional saja tidak bisa, bagaimana kamu dapat berinteraksi dengan orang-orang di negara-negara tersebut? Segera pelajari bahasa sekarang dan jangan sampai kamu mengulur waktu untuk pergi ke negara impianmu!

  1. Agar dapat menyesuaikan diri dengan teknologi saat ini
Sumber: republika.co.id

Tanpa kita sadari, saat ini teknologi sudah begitu melekat dengan diri kita. Mulai dari komputer yang kita perlukan untuk pedidikan, terlebih lagi smartphone yang lebih praktis untuk kita bawa ke manapun. Banyak waktu yang kita habiskan bersama media sosial seperti instagram, whatsapp, twitter, facebook dan lain sebagainya untuk hiburan, aktualisasi diri, bahkan menambah pengetahuan. Media-media yang diciptakan oleh orang Barat tersebut tentunya berbasis bahasa Inggris. Jika kita tidak menguasai bahasa Inggris, maka kita akan kalah dengan teknologi yang harusnya kita kuasai.

  1. Meningkatkan peluang karier dalam dunia kerja
sumber: tribunnews.com

Saat ini, menjadi orang yang berkompeten dalam dunia kerja itu sangat mudah. Karena, akses pengetahuan di zaman teknologi ini lebih mudah dibandingkan pada zaman dahulu. Misalkan, seseorang ingin mempunyai skill editing untuk pekerjaannya, maka dia bisa mendapatkan skill itu hanya dengan melihat tutorial di youtube. Terlebih tuntutan teknologi yang membuat semua orang terbiasa dengan editing, membuatnya semakin terbiasa untuk mengasah skillnya tersebut.

Dengan mudahnya akses pengetahuan saat ini, tentu saja sulit untuk saling mengungguli satu sama lain. Lalu, apa yang bisa membuatmu unggul dalam satu bidang? Ya, bahasa menjadi salah satu faktornya. Saat ini sudah banyak pekerjaan yang mencantumkan kemampuan berbahasa Inggris sebagai nilai plus bagi pelamar. Dengan skill yang dibutuhkan untuk pekerjaan, ditambah dengan kemampuan bahasa Inggris kamu memiliki peluang yang besar untuk mendapatkan karier, bahkan untuk skala internasional.

Jadi bagaimana? Masih ingin menunda belajar bahasa? Tentu tidak, bukan? 

Kalau kamu masih bingung untuk memulainya darimana, ikuti terus media sosial Lembaga Pembinaan Bahasa untuk mendapatkan informasi belajar bahasa bagi pemula dan tips and tricks belajar bahasa. Good luck!


Author: Hasna Fadlilah Wahab 

  • 0 Comments

Mungkin kamu pernah mendengar istilah “kamus berjalan” bagi orang yang kaya akan kosakata bahasa asing. Namun kini dengan perkembangan teknologi kamu dapat berjalan sambil mencari kosakata asing tanpa membuka kamus besar, tetapi melalui smartphone yang selalu kamu bawa kemana-mana. Karena di era digital ini, kamus besar itu sudah berpindah ke aplikasi yang bisa kamu akses melalui perangkat digital atau smartphone yang ada di tanganmu. Itulah yang dinamakan digitalisasi kamus.

Saat ini kita telah memasuki era konvergensi media, di mana berbagai media bisa tergabung dalam satu alat kecil dan praktis bernama smartphone. Penggabungan media-media ini disebabkan oleh kebutuhan dan perkembangan teknologi, sehingga memudahkan manusia dalam mendapatkan kebutuhannya karena apa saja yang dibutuhkan sudah tercakup di dalam gadget ataupun smartphone. Terlebih di masa pandemi covid-19 ini. manfaat tersebut akan sangat terasa.

Tak terkecuali dengan kamus sebagai sumber pengetahuan. Dapat kita lihat, kebutuhan akan pengetahuan bahasa asing di zaman sekarang memang semakin meningkat. Terutama bahasa Inggris sebagai bahasa internasional dan bahasa Arab yang menunjang pembelajaran di berbagai kampus Islam di Indonesia. Sehingga, banyak sekali pilihan aplikasi kamus Bahasa Inggris dan Bahasa Arab yang dapat kamu unduh di Google Play Store atau App Store. Bagi kamu yang masih bingung dengan pilihan aplikasi kamus tersebut, berikut kami rekomendasikan aplikasi kamus Bahasa Inggris dan Bahasa Arab yang paling banyak digunakan. Check this out!

Aplikasi Kamus Bahasa Inggris

Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional seolah menjadi tuntutan bagi semua orang yang perlu dikuasai di era globalisasi ini. Selain digunakan untuk berkomunikasi dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia, Bahasa Inggris sudah menjadi salah satu penunjang di bidang akademik. Terutama bagi mahasiswa di perguruan tinggi baik di tingkat S1, bahkan penguasaan Bahasa Inggris menjadi persyaratan untuk melanjutkan pendidikan S2 dan S3. Hal ini dikarenakan mahasiswa perlu banyak sekali rujukan untuk mendalami bidang keilmuan yang dikajinya. Sehingga dengan memahami bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, dapat memudahkan para mahasiswa dalam meluaskan wawasannya dengan referensi yang lebih ‘mengakar’.

1. Google Translate

Kamu pasti sudah tidak asing dengan aplikasi kamus yang satu ini. Aplikasi ini paling banyak digunakan hingga mencapai 1 milyar pengguna di dunia. Selain melalui aplikasi, Google Translate dapat diakses melalui situs. Selain mudah digunakan, aplikasi ini dapat menerjemahkan ke dalam lebih dari 100 bahasa. Kamu juga dapat menerjemahkan teks sampai 5000 karakter dengan aplikasi ini. Dengan kemudahan ini, kamu juga sering kan copy paste teks karena tak mau ambil pusing dengan menerjemahkan kata-perkata? Hihi. Namun sayangnya, keakuratan dalam penerjemahan teks dinilai kurang. Tapi untuk terjemah perkata, Google Translate memberikan terjemahan yang tepat bahkan memberikan opsi terjemah sesuai konteks yang kamu maksud atau kamu perlukan.

2. U-Dictionary

Aplikasi ini juga sedang nge-hype di berbagai kalangan dan sudah mencapai 100 juta pengguna di seluruh dunia. Selain dapat mengakses kamus dengan 40 bahasa, melalui aplikasi ini juga kamu dapat mempelajari Bahasa Inggris dengan permainan yang seru. Jika kamu tertarik untuk memperkaya kosakata dan belajar bahasa dengan cara menyenangkan, coba unduh aplikasi ini!

3. Kamusku Inggris Indonesia

Salah satu keunggulan aplikasi ini adalah penjelasan terjemah tiap kosakata yang cukup detail dan terdapat fitur sinonim-antonim yang menambah wawasan kebahasaan para pengguna. Aplikasi buatan orang Indonesia ini telah diunduh lebih dari 10 juta pengguna. Kamu juga bisa gunakan produk lokal ini untuk memperkaya pengetahuan Bahasa Inggris Kamu!

Aplikasi Kamus Bahasa Arab

Bagi mahasiswa perguruan tinggi Islam di Indonesia, wajib banget download aplikasi kamus Bahasa Arab karena kamu akan mempelajari Bahasa Arab pada semester awal dan wajib mengikuti TOAFL (Test Of Arabic as Foreign Languange) sebagai syarat kelulusan. Mungkin bagi sebagian mahasiswa yang merupakan alumni pesantren tidak akan banyak menemui kesulitan. Tapi bagi alumni sekolah yang tidak berbasis Bahasa Arab akan memulainya dari 0. Namun tenang saja, beberapa aplikasi yang akan kita rekomendasikan bisa membantu kamu untuk mulai belajar Bahasa Arab. Jangan lupa untuk mengatur keyboard smartphone kamu dengan menambah huruf Arab agar dapat mencari terjemah kosakata Bahasa Arab atau mufrodat.

1. Google Translate

Kembali lagi ke aplikasi Google Translate, karena menyediakan penerjemahan dalam lebih dari 100 bahasa. Yang tentunya terdapat Bahasa Arab sebagai bahasa internasional dan paling banyak digunakan terutama di kalangan umat Islam. Dan karena inilah Google Translate menjadi sahabat bagi para pelajar dan mahasiswa apalagi di tengah pandemi seperti ini.

2. Kamus Arab Indonesia

Kamus Bahasa Arab berbasis aplikasi ini mencapai 1 juta pengguna dengan rating 4,6. Dalam ulasannya, aplikasi ini dikatakan cukup membantu bagi para pemula. Jadi, jangan ragu untuk mengunduh aplikasi ini karena terdapat fitur lain seperti penggunaan jama’ taksir.

3. Kamus Al-Ma’any

Kamus ini sering direkomendasikan para praktisi akademik terutama bagi mahasiswa jurusan Bahasa Arab. Banyak sekali fitur yang dapat digunakan dalam kamus ini sehingga aplikasi ini dapat membantu kamu menambah wawasan mengenai Bahasa Arab. Namun berbagai fitur dalam kamus ini menggunakan Bahasa Arab sehingga buat kamu yang masih pemula mungkin masih membingungkan. Namun tidak ada salahnya untuk mencoba menggunakannya.

Itulah beberapa rekomendasi kamus digital yang bisa kamu gunakan selama kuliah dari rumah. Kemudahan teknologi yang ada saat ini hendaknya membantu kamu dalam pembelajaran agar kualitas keilmuan yang kamu dapat di gedung kuliah akan sama atau bahkan lebih baik meskipun di rumah saja. Selamat belajar! 


Author: Hasna Fadlilah Wahab                                  

  • 1 Comments
Older Posts Home

Where we are now

o

About Us

a


Lembaga Pembinaan Bahasa

"Lembaga Pembinaan Bahasa is one of the student activity units at UIN Sunan Gunung Djati Bandung which accommodates students to dedicated linguistic proficiency, with a primary focus on advancing proficiency in both Arabic and English among the university's students.”


Follow Us

  • Instagram
  • Youtube
  • Linkedin

Harvendra 2024

recent posts

Labels

Acciora Cabinet Aksara Jepang ALF Ambassador UIN 2015 Ambassador UIN 2016 Art And Language Festival Art and Language Festival 2015 Art and Language Festival 2016 Article artikel bahasa Bahasa Anak Jaksel bahasa arab bahasa asing Bahasa Gaul bahasa inggris Bahasa Jepang Bahasa Jerman Bandung Goes To Pare 2016 belajar bahasa buku buku bahasa inggris Dandelions Cabinet DUBAS UIN DUBAS UIN 2015 DUBAS UIN 2016 DUBAS UIN. Duta Bahasa UIN 2015 english gallery Hari Besar idiom Inagurasi 2022 Inaugurasi PBAK 2023 indonesia Information JLPT karya pengurus lagu inggris literasi LPB LPB Hangout makna pendidikan Mars Milad LPB Monthly Meeting news Open Contributor Orasi 2022 Orasi 2023 Payment Procedure pendidikan Program public speaking ramadhan rekomendasi buku Seminar Internasional Seri Tes Kemampuan Bahasa Asing skill bahasa struktur kepengurusan Studi Komparatif Tes Kemampuan Bahasa Asing tips belajar Tokoh linguistik TOLD 2022 TOPIK TWENTYVERSARRY LPB UIN BANDUNG Uncategorized variety

Popular Posts

  • Talkshow Art and Language Festival 2019 (Art, Language, and Culture: Cross Cultural Understanding)
    Panitia dan Red Lotus Generation Talkshow yang bertajuk Art, Language, and Culture: Cross Cultural Understanding digelar di Auditorium ...
  • DIES NATALIS ke-28 LPB: Meningkatkan Minat dan Kecintaan terhadap Bahasa
    Salam hangat untuk seluruh anggota LPB dan seluruh mahasiswa yang menggemari bahasa. Lembaga Pembinaan Bahasa (LPB) UIN Sunan Gunung Djati B...
  • How to Expand Your English Vocabulary without Getting Bored
    Kosa kata atau vocabulary adalah kumpulan kata-kata yang digunakan dalam bahasa tertentu. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kos...
  • Malam Keakraban Red Lotus Generation
    Red Lotus Generation Red Lotus Generation merupakan angkatan terbaru di UKM Lembaga Pembinaan Bahasa yang baru saja menyelesaikan r...
  • Art and Language Festival 2019 (Pemilihan Duta Bahasa UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2019)
    Pemenang Duta Bahasa UIN Bandung 2019 Pemilihan Duta Bahasa UIN Bandung merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh UKM L...
  • The Role of Language in Intercultural Communication: The Importance of Respecting Language Diversity
         Manusia adalah makhluk sosial. Ketika dia terhubung dan bekerja dengan orang lain, dia mampu hidup, berkembang, dan berperan. Dengan ko...
  • Noam Chomsky, Bapak Linguistik Modern - Linguist Eps. 2
          Hallo peeps! Siapa nih disini yang sudah tidak asing dengan nama yang tercantum di judul? Pastinya sebagai seorang pembelajar bahasa...
  • Nawid dan Pembelajaran Bahasa: Bagaimana Trend Tiktok Mengajarkan Bahasa Asing
    Tiktok, salah satu platform media sosial yang sedang naik daun mulai beberapa tahun ini. Media ini terkenal dengan trend-trend unik yang s...
  • Beberapa Tes Ujian Bahasa Jerman Pt. 1 #Seri Tes Kemampuan Bahasa Asing
    Lembaga Pembinaan Bahasa - Gutten Tag, kembali lagi ditulisannya LPB. Sesuai dengan judul kita akan membahas terkait uji kemahiran bahasa Je...
  • Takallam bi Lughah al-Arabiyyah!
         Marhaban bikum Ashdiqo! Gimana kabarnya nih temen-temen? Semoga dalam keadaan sehat ya, apalagi di bulan Ramadhan ini, semoga lancar me...

Subscribe Us

Copyright © 2024 Lembaga Pembinaan Bahasa UIN Sunan Gunung Djati Bandung All rights reserved.. Powered by Blogger.

Link List

  • Home
  • Article
  • _News
  • _Variety
  • Gallery
  • About us
  • _Profile
  • _Structure
  • _Program
  • _History

Report Abuse

instagram

Template Created By : ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top