Lembaga Pembinaan Bahasa - Hello fellas, Konnichiwa! Udah ada bau-bau Jepang nih. Sesuai dengan judul, pada kesempatan kali ini akan membahas tentang JLPT atau secara sederhana adalah tes kemampuan bahasa Jepang bagi penutur asing. Mungkin Sebagian dari fellas sudah pernah mendengar atau bahkan pernah mengikuti tesnya, kalo pernah jangan lupa share pengalamannya lewat kolom komentar ya.
Jadi, JLPT
atau kependekan dari Japanese Language Proficiency Test merupakan tes bahasa
Jepang yang dikembangkan di Jepang dan telah menjadi standar sertifikasi
kompetensi bahasa Jepang di seluruh dunia sejak tahun 1984. Sertifikasi umumnya
dibutuhkan untuk study maupun bekerja di negara Jepang maupun lembaga dan
perusahaan Jepang pada umumnya sebagaimana dikutip dari laman website resmi
jlptonline.or.id.
Dalam
perjalannanya, sebanyak 7,000 peserta dari seluruh dunia mengikuti test pertama
JLPT yang dilaksanakan serentak di 15 negara di berbagai benua, dan pada tahun
2019 telah diikuti oleh lebih dari 1,268,511 peserta di 87 negara diseluruh
dunia. Kini JLPT merupakan ujian sertifikasi kompetensi bahasa Jepang terbesar
di dunia.
Biasanya JLPT ini digunakan bagi penutur asing untuk sekolah atau kuliah di Jepang, bekerja, dan sebagainya. Mungkin bagi fellas’ yang mau melanjutkan kuliah di Jepang yang kualitas pendidikannya salah satu yang terbaik di dunia, boleh banget buat mengikuti JLPT ini atau mungkin tertarik buat kerja di sana, mengingat hubungan bilateral Jepang cukup erat bekerjasama dengan Indonesia.
Nah dalam
JLPT ini ada tingkatan-tingkatan atau level dalam tesnya, yaitu N1, N2, N3, N4
dan N5. N5 adalah level terendah dan N1 adalah level tersulit. dan inilah
patokan untuk masing-masing level JLPT.
Level N5
setidaknya harus menguasai Kanji sekitar 100 dan menguasai kosakata sekitar 800
serta bisa memahami kalimat standar jika ditulis dengan hiragana atau dengan
kanji yang sangat sederhana.
Level N4 setidaknya
harus menguasai Kanji sekitar 300, menguasai kosakata sekitar 1500 dan dapat
mengerti percakapan sehari-hari, jika diucapkan dengan lambat, dan dapat
membaca materi sederhana
Level N3
setidaknya harus menguasai Kanji sekitar 650, menguasai kosakata sekitar 3750,
serta bisa mengerti artikel dalam bahasa Jepang jika ditulis dengan kanji-kanji
yang mudah, dan dapat mengikuti perkataan orang Jepang dengan kecepatan normal.
Level N2
setidaknya bisa menguasai Kanji sekitar 1000, menguasai kosakata sekitar 6000, dan
dapat memahami tulisan dengan topic umum dan mengerti percakapan dan berita
dengan kecepatan normal.
Level N1 ini
merupakan level tertinggi dalam JLPT, dalam N1 setidaknya harus menguasai Kanji
sekitar 2000, menguasai kosakata sekitar 10000, dan dapat memahami berbagai
macam percakapan dalam situasi tertentu. juga dapat memahami perbedaan nuansa
dalam kalimat jika menggunakan kata tertentu.
Lantas
bagaimana gambaran daripada soal-soal JLPT ini? Mari kita bahas. Nah, pada
tesnya JLPT ini memiliki 4 sesi yaitu:
文字語意 (mojigoi) dengan tujuan menguji
kemampuan peserta dalam memahami kosakata dalam bahasa Jepang dan kanji
聴解 (choukai) dengan tujuan menguji kemampuan peserta
dalam mendengar dan memahami dialog dalam bahasa Jepang
読解 (dokkai) dengan tujuan menguji kemampuan peserta
dalam memahami artikel dalam bahasa Jepang
文法 (bunpou) dengan tujuan menguji kemampuan peserta
dalam memahami grammar bahasa Jepang
Kemudian
untuk sistem penilainnya, sebelum tahun 2010 sistem penilaian JLPT adalah
menjumlahkan nilai dari masing-masing bagian dan harus mencapai batas nilai
tertentu. Sejak tahun 2010 sistem penilaian ini diubah; setiap bagian memiliki
standar nilai sendiri sehingga untuk lulus para peserta harus mampu mencapai
nilai tertentu untuk masing-masing bagian (tidak berlaku sistem penilaian
kumulatif seperti sebelumnya)
Gimana nih
fellas, adakah yang tertarik buat mengikuti JLPT?
Semoga informasi
ini bermanfaat ya!
ありがとうございます!
Salam
Bahasa!
Referensi:
https://squline.com/apa-itu-jlpt/
Author:
Pijri Paijar
Editor:
Pijri Paijar