Marhaban Ashdiqoo!
Saatnya belajar bahasa lagi nih, kali ini kita akan sharing tentang kebahasaaraban. Siapa disini yang kalau bilang hati-hati di jalan pakai bahasa Arab bilangnya qolbun-qolbun fii thoriq? kira-kira ungkapan seperti itu bisa dipahami tidak ya oleh penutur Arab? Nah, ungkapan qolbun-qolbun fii thoriq tersebut merupakan contoh dari Al-Indunisiyyah al-mua’arobah atau mengarabkan indonesia. Mengarabkan Indonesia itu maksudnya menerjemahkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab tanpa memperhatikan pola dalam bahasa Arabnya sendiri. Akibatnya ungkapan tersebut menjadi aneh, Mengapa? Karena tidak setiap ungkapan dalam bahasa indonesia itu bisa diterjemahkan per kata ke dalam bahasa Arab seperti pada contoh ungkapan sebelumnya.
Dalam ilmu bahasa, setiap bahasa memiliki karakteristiknya masing-masing yang tentunya hanya ada dalam satu bahasa tertentu. Begitupun dalam bahasa Arab, bahasa ini juga mempunyai karakteristik tersendiri yang menjadi pembeda antara bahasa Arab dengan bahasa lain termasuk dengan bahasa Indonesia. Sehingga tidak setiap ungkapan dalam bahasa Indonesia ada padanannya dalam bahasa Arab. Salah satu tantangan dalam menerjemahkan bahasa Arab adalah mengatasi ekspresi dan frasa yang memiliki arti khusus dan sulit diterjemahkan secara langsung. Bisa juga terdapat ungkapan yang sama antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab tetapi polanya berbeda. Hal ini penting untuk kita pelajari agar bisa mengetahui ungkapan yang benar dalam masing-masing bahasa. Salah satu cabang ilmu yang mempelajari mengenai permasalahan ini yaitu morfologi.
Morfologi
adalah bagian dari ilmu linguistik atau ilmu bahasa yang menganalisis perubahan
bentuk kata dan klasifikasi kata. Ramlan (1976) mengemukakan bahwa morfologi
adalah ilmu linguistik yang mengkaji tentang seluk beluk kata serta perubahan
bentuk dan arti dari suatu kata.
Dalam
ilmu bahasa Arab, istilah morfologi dikenal dengan shorof/tashrif (تصييف). Secara etimologi sharaf/tashrif ini
berarti perubahan, sedangkan secara terminologi tashrif berarti pembentukkan
kata dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kata tersebut. Ya’qub dalam
Nasution (2006) menyebutkan bahwa sharaf adalah “Pembentukan kata dari kata
yang lain dengan berbagai perubahan, namun tetap memiliki hubungan makna.”
Dalam
kajian morfologi, proses pembentukan kata terdiri dari beberapa macam
diantaranya ada perubahan bentuk kata, penambahan imbuhan pada kata, dan
adapula pengulangan kata. Yang akan kita fokuskan sekarang adalah mengenai
pengulangan kata.
Pengulangan
kata dalam bahasa Indonesia disebut dengan reduplikasi. Pembentukkan reduplikasi
ini ditandai dengan diulangnya suatu kata baik secara keseluruhan maupun
sebagian. Contohnya pada kata hati, hati jika diucapkan satu kata bermakna
sebuah organ atau bagian tubuh manusia, namun ketika diucapkan dua kata menjadi
hati-hati, ini membentuk sebuah ungkapan yang mempunyai makna baru yang berbeda
dengan makna dari kata dasarnya. Ketika ungkapan hati-hati ini diterjemahkan ke
dalam bahasa Arab dengan cara menerjemahkan per kata lalu mengulang kata
tersebut, maka akan menjadi sebuah ungkapan yang aneh di dalam bahasa Arab,
karena pola perubahan kata dalam bahasa Arabnya berbeda dengan pola perubahan
kata dalam bahasa Indonesia.
Oleh
karena itu, hindari kebiasaan Al-Indunisiyyah al-mua’arobah atau
mengarabkan indonesia. Biasakanlah menerjemahkan bahasa indonesia ke dalam
bahasa Arab dengan menggunakan pola yang dipakai dalam bahasa Arab sendiri. Bisa
juga dengan cara menghafalkan ungkapan
atau gaya bahasa khusus dalam bahasa Arab (ushlub) agar tidak
menyebabkan adanya bahasa yang aneh dan membuat pendengarnya tidak mengerti
pada apa yang kita ucapkan. Berikut adalah cara pengucapan kata yang berulang
dalam bahasa Indonesia dan padanannya dalam bahasa Arab agar tidak mengulang
kata yang sama dalam bahasa Arab.
Indonesia |
Arab |
Tidak apa-apa |
لاَ بَأْسَ (Laa ba’sa) |
Hati-hati |
اِحَذَّرْ (Ihdzar) |
Ngomong-ngomong |
عَلَى
الفِكْرَةِ (‘alal
fiqrah) |
Kapan-kapan |
فِى وَقْتٍ آخَرْ (fii waktin
akhor) |
Sama-sama |
عَفْوًا (‘afwan) |
Dengar-dengar |
بَلَغَنِيْ
أَنَّ (Balaghanii
anna) |
Berturut-turut |
عَلَى
التَّوَالِي (‘ala
tawaali) |
Betul-betul |
حَقًّا (haqqan) |
Akhir-akhir ini |
مُؤُخَّرًا (Muakhor) |
Baru-baru ini |
حَدِيْثًا (hadiitsan) |
Sedikit-sedikit |
بِالتَّدْرِيْجِ (Bittadriij) |
Kira-kira |
تَقْرِيْبًا (Taqriiban) |
Berkali-kali |
عِدَّةَ
مَرَّاتٍ (‘iddatu
marratin) |
Sampai-sampai |
لِدَرَجَةِ
أَنَّ (Li
darajati anna) |
Rasa-rasanya |
بَدَا أَنَّ (Badaa anna) |
Sungguh-sungguh |
جَدَّ (Jadda) |
Kadang-kadang |
أَحْيَانًا (Ahyaanan) |
Jalan-jalan |
تَمَشَيَ (Tamasyaa) |
Bertanya-tanya |
مُتَسَائِلْ (Mutasaa’il) |
Itulah
beberapa ushlub atau gaya bahasa yang digunakan dalam bahasa Arab untuk
mengungkapkan kata yang berulang dalam bahasa Indonesia. Hafalkan dan jangan
lupa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa itu akan mudah diingat
dan dipelajari ketika kita sering mengaplikasikannya. Semoga artikel ini
bermanfaat untuk menambah kosa kata teman-teman dalam bahasa Arab ya. Jika teman-teman
mempunyai ungkapan lain silakan tambahkan di kolom komentar, ya. Sampai jumpa
di artikel-artikel selanjutnya.
Salam
Bahasa!
Author:
Sulis Yutrisna (Departemen Kominfo)
Sumber:
http://ichaimute.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-en-us-x-none.html?m=1