Lembaga Pembinaan Bahasa

Menu

  • Home
  • History
  • _POST FORMAT
  • _Error Page
  • Structure
  • Profile
  • Blog

           Mengartikan makna pendidikan, menurut Bapak Pendidikan Nasional Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara, menurutnya pendidikan sebagai suatu proses  yang harus ikut serta dalam tumbuhnya anak-anak. Dengan maksud pendidikan dijadikan tuntunan bagi tumbuh kembang anak tersebut agar mereka bisa menjadi masyarakat yang berguna bisa menggapai keselamatan dan kebahagiaan hidupnya. Jhon Dewey (1859), Pendidikan bisa diartikan sebagai sebuah proses dari dalam diri manusia, berupa potensi kemampuan untuk meningkatkan dan mengembangkan pengalaman  yang dimiliki.

Pendidikan sangat penting tentunya bagi setiap individu, dan memang harus diberikan se-dini mungkin. Bukan semata tentang pelajaran, tetapi tentang kemampuan, bakat, cara pandangnya terhadap lingkungan sekitarnya, dan bagaimana ia mengartikan kehidupan nya. Walaupun individu tersebut berasal dari hereditas yang dinilai cukup baik, jika ia tidak mendapatkan pendidikan yang baik, maka tidak menutup kemungkinan bahwa faktor hereditasnya itu bisa tertutupi oleh hal negatif lain yang ia dapat dari luar lingkungan rumahnya atau sekolahnya.

Kebanyakan sekolah hanya mematokkan nilai yang tinggi untuk didapat para siswanya, bukan malah skill yang mumpuni yang menjadi tujuan akhir pendidikan. Hingga mungkin sudah menjadi hal lumrah di pendidikan kita ini, bahwa masih banyak siswa yang tak segan untuk menghalalkan segala cara agar mendapatkan nilai yang sempurna. Para siswa kebanyakan ‘dipaksa’ untuk melakukan, mempelajari, dan memperdalam hal yang mereka tidak sukai yaitu pelajaran-pelajaran di sekolah yang bahkan mungkin pelajaran tersebut tidak berpengaruh banyak terhadap kehidupan mereka kelak, mengapa berpikir demikian? karena tak banyak pendidik yang memberi tahu untuk apa kita mempelajari pelajaran tersebut. Setiap individu tentu sudah memiliki jalan dan tujuan hidup masing-masing, kemampuan memang bisa dilatih, tetapi jika dalam individu nya sendiri kontra dengan apa yang diajarkan, tentu akan sulit mencerna bahkan merealisasikan tentang apa yang diajarkan.

Bahkan seorang penulis, pembicara, dan penasehat internasional yaitu Sir Ken Robinson pada acara sebuah webinar internasional ia mengatakan bahwa “Bagaimana Sekolah Membunuh Kreativitas Siswanya?” bukan tanpa alasan, ia mengatakan demikian karena ia melihat realitanya memang siswa tidak diberi kebebasan untuk berkreasi mereka hanya diperintahkan untuk mengikuti sistem dan tidak diberi kebebasan untuk mengembangkan dirinya sendiri. Mereka sebenarnya tahu, bahwa sistem tersebut akan mempersulit pengembangan diri mereka, sehingga mereka berusaha untuk keluar dari comfort zone tersebut dan mulai menciptakan pengembangan diri dengan cara mereka sendiri.

Tak banyak yang mau melakukan itu, karena terkadang kegagalan atau kesalahan dianggap sebagai hal terburuk yang pernah dilakukan. Dan hasilnya adalah sistem mendidik orang keluar dari kapasitas kreatif mereka. Jika seorang nilai matematika seorang siswa 50 dan nilai seni nya 95, tetntu sang ibu malah memberikan tambahan pelajaran (Les) di pelajaran matematika, bukan malah memperdalam bakatnya, yaitu dibidang seni, terkadang, itu kesalahan pendidikan yang terjadi terus-menerus, dimana seseorang tidak dapat bergerak bebas menentukan pilihannya, mereka diharuskan mengikuti sistem yang ada bahkan dengan terpaksa sekalipun.

Picaso pernah berkata bahwa semua anak-anak terlahir sebagai artis. Semua anak pintar, semua anak akan sukses dengan bakat yang dimilikinya. Permasalahannya yaitu bagaimana kita bisa tetap menjadi artis selama kita tumbuh? Tentu mereka perlu penguatan dan pendalaman untuk bakat mereka itu, dan itulah gunanya pendidikan. Seperti apa yang dikatakan oleh Albert Einstein yaitu “The Important Thing is not to stop questionig. Curiosity has its own reason for existing.” (Yang penting jangan sampai berhenti bertanya. Keingintahuan punya alasan tersendiri untuk tetap eksis). Disinilah peran pendidik sangat dibutuhkan agar kemampuannya kelak bisa berguna untuk dirinya, masa depannya, dan juga untuk oranglain.

Tujuan Pendidikan di Indonesia merujuk yang terdapat dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, menyebutkan bahwa: “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didikagar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Namun seakan lupa akan tujuan pendidikan yang sebenarnya, selain pendidikan ditujukan untuk menyempurnakan semua potensi yang dimiliki seorang individu, sasaran pendidikan bukan bermaksud menjadikan manusia sebagai prajurit tetapi membina seorang individu agar menjadi manusia, manusia yang berguna bagi manusia lainnya.

Kesuksesan terkadang hanya dipandang dari mereka yang bisa memiliki kecerdasan di bidang matematika, sains, atau lainnya. dan kekayaan bisa mereka dapatkan dari kecerdasan tersebut. Hingga tak banyak, orang cerdas yang malah menggunakan kecerdasannya itu untuk membodohi oranglain. Banyak manusia pintar, namun sulit untuk menemukan manusia jujur, manusia yang mempunyai sikap kepedulian tinggi, dan manusia yang paham cara memanusiakan manusia lainnya. Penanaman karakter yang baik, dan pengenalan tentang  nilai agama kurang diperhatikan didalam dunia pendidikan, dan menyebabkan masih banyaknya orang yang hanya memikirkan cara untuk kebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya sendiri, tidak memperhatikan lingkungan di sekitarnya dan bahkan tak segan untuk mengorbankan kebahagiaan orang lain. Dalam pendapat Brubacher, tujuan pendidikan seharusnya yaitu melaksanakan tiga fungsi penting yang semuanya itu bersifat normatif, diantaranya :

Pendidikan bersifat dinamis, kita sebagai generasi penerus bangsa seharusnya bisa lebih memahami dan menciptakan cara belajar, cara mengembangkan diri di era serba teknologi seperti sekarang ini. Kita harus mau mencoba, mengambil resiko, dan menghilangkan pikiran negatif tentang masa depan. Kita harus tetap optimis dalam menuntut ilmu. Hilangkan stigma negatif di masyarakat yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan bodoh jika tidak bisa matematika. Kecerdasan itu istimewa, setiap orang pintar, setiap orang berbakat. Seperti yang dikatakan oleh fisikawan terkenal Albert Einstein yang menyatakan bahwa“Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid.” (Semua orang itu jenius. Namun jika anda menilai seorang ikan dengan kemampuannya memanjat pohon, ia akan menganggap dirinya adalah orang paling bodoh sepanjang hidupnya).

1.     Tujuan pendidikan memberikan arah pada proses yang bersifat edukatif.

2.     Tujuan pendidikan tidak selalu memberi arah pada pendidikan, tetapi harus mendorong atau memberikan motivasi sebaik mungkin.

3. Tujuan pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan pedoman atau menyediakan kriteria-kriteria dalam menilai proses pendidikan.

Pendidikan bersifat dinamis, kita sebagai generasi penerus bangsa seharusnya bisa lebih memahami dan menciptakan cara belajar, cara mengembangkan diri di era serba teknologi seperti sekarang ini. Kita harus mau mencoba, mengambil resiko, dan menghilangkan pikiran negatif tentang masa depan. Kita harus tetap optimis dalam menuntut ilmu. Hilangkan stigma negatif di masyarakat yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan bodoh jika tidak bisa matematika. Kecerdasan itu istimewa, setiap orang pintar, setiap orang berbakat. Seperti yang dikatakan oleh fisikawan terkenal Albert Einstein yang menyatakan bahwa“Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid.” (Semua orang itu jenius. Namun jika anda menilai seorang ikan dengan kemampuannya memanjat pohon, ia akan menganggap dirinya adalah orang paling bodoh sepanjang hidupnya).


Author: Nabila Fitriya/Kontributor

Penulis merupakan mahasiswa semester 1 jurusan Administrasi Publik dan anggota LPB angkatan Revolta.

Editor: Sintamia

  • 0 Comments
Older Posts Home

Where we are now

o

About Us

a


Lembaga Pembinaan Bahasa

"Lembaga Pembinaan Bahasa is one of the student activity units at UIN Sunan Gunung Djati Bandung which accommodates students to dedicated linguistic proficiency, with a primary focus on advancing proficiency in both Arabic and English among the university's students.”


Follow Us

  • Instagram
  • Youtube
  • Linkedin

Harvendra 2024

recent posts

Labels

Acciora Cabinet Aksara Jepang ALF Ambassador UIN 2015 Ambassador UIN 2016 Art And Language Festival Art and Language Festival 2015 Art and Language Festival 2016 Article artikel bahasa Bahasa Anak Jaksel bahasa arab bahasa asing Bahasa Gaul bahasa inggris Bahasa Jepang Bahasa Jerman Bandung Goes To Pare 2016 belajar bahasa buku buku bahasa inggris Dandelions Cabinet DUBAS UIN DUBAS UIN 2015 DUBAS UIN 2016 DUBAS UIN. Duta Bahasa UIN 2015 english gallery Hari Besar idiom Inagurasi 2022 Inaugurasi PBAK 2023 indonesia Information JLPT karya pengurus lagu inggris literasi LPB LPB Hangout makna pendidikan Mars Milad LPB Monthly Meeting news Open Contributor Orasi 2022 Orasi 2023 Payment Procedure pendidikan Program public speaking ramadhan rekomendasi buku Seminar Internasional Seri Tes Kemampuan Bahasa Asing skill bahasa struktur kepengurusan Studi Komparatif Tes Kemampuan Bahasa Asing tips belajar Tokoh linguistik TOLD 2022 TOPIK TWENTYVERSARRY LPB UIN BANDUNG Uncategorized variety

Popular Posts

  • Talkshow Art and Language Festival 2019 (Art, Language, and Culture: Cross Cultural Understanding)
    Panitia dan Red Lotus Generation Talkshow yang bertajuk Art, Language, and Culture: Cross Cultural Understanding digelar di Auditorium ...
  • DIES NATALIS ke-28 LPB: Meningkatkan Minat dan Kecintaan terhadap Bahasa
    Salam hangat untuk seluruh anggota LPB dan seluruh mahasiswa yang menggemari bahasa. Lembaga Pembinaan Bahasa (LPB) UIN Sunan Gunung Djati B...
  • How to Expand Your English Vocabulary without Getting Bored
    Kosa kata atau vocabulary adalah kumpulan kata-kata yang digunakan dalam bahasa tertentu. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kos...
  • Malam Keakraban Red Lotus Generation
    Red Lotus Generation Red Lotus Generation merupakan angkatan terbaru di UKM Lembaga Pembinaan Bahasa yang baru saja menyelesaikan r...
  • Art and Language Festival 2019 (Pemilihan Duta Bahasa UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2019)
    Pemenang Duta Bahasa UIN Bandung 2019 Pemilihan Duta Bahasa UIN Bandung merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh UKM L...
  • The Role of Language in Intercultural Communication: The Importance of Respecting Language Diversity
         Manusia adalah makhluk sosial. Ketika dia terhubung dan bekerja dengan orang lain, dia mampu hidup, berkembang, dan berperan. Dengan ko...
  • Noam Chomsky, Bapak Linguistik Modern - Linguist Eps. 2
          Hallo peeps! Siapa nih disini yang sudah tidak asing dengan nama yang tercantum di judul? Pastinya sebagai seorang pembelajar bahasa...
  • Nawid dan Pembelajaran Bahasa: Bagaimana Trend Tiktok Mengajarkan Bahasa Asing
    Tiktok, salah satu platform media sosial yang sedang naik daun mulai beberapa tahun ini. Media ini terkenal dengan trend-trend unik yang s...
  • Beberapa Tes Ujian Bahasa Jerman Pt. 1 #Seri Tes Kemampuan Bahasa Asing
    Lembaga Pembinaan Bahasa - Gutten Tag, kembali lagi ditulisannya LPB. Sesuai dengan judul kita akan membahas terkait uji kemahiran bahasa Je...
  • Takallam bi Lughah al-Arabiyyah!
         Marhaban bikum Ashdiqo! Gimana kabarnya nih temen-temen? Semoga dalam keadaan sehat ya, apalagi di bulan Ramadhan ini, semoga lancar me...

Subscribe Us

Copyright © 2024 Lembaga Pembinaan Bahasa UIN Sunan Gunung Djati Bandung All rights reserved.. Powered by Blogger.

Link List

  • Home
  • Article
  • _News
  • _Variety
  • Gallery
  • About us
  • _Profile
  • _Structure
  • _Program
  • _History

Report Abuse

instagram

Template Created By : ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top