Lembaga Pembinaan Bahasa

Menu

  • Home
  • History
  • _POST FORMAT
  • _Error Page
  • Structure
  • Profile
  • Blog

 


Siapa yang tahu akan seperti apa Negara Indonesia kelak? sebuah negara yang dihuni oleh 270 juta jiwa, kian bertumbuh dan berkembang mulai dari perekonomiannya, kualitas hidup warganya, dan lain sebagainya. Pun tidak terlepas dengan perkembangan bahasanya, di mana hal itu merupakan instrumen terpenting bagi manusia dalam berkomunikasi. Bahasa juga merupakan komponen terpenting dalam eskalasi mutu kognitif seseorang. Di saat seseorang membaca, hal pertama yang diproses oleh mata dan otak adalah runtutan kata yang dinamakan dengan bahasa. Dan metode bagaimana kita menyerap bahasa tersebut disebut literasi.

Acap kali orang-orang gagal menangkap sebuah pemahaman disebabkan oleh penyampaian bahasa yang memang sukar diterima, atau bahkan kesalahan yang terdapat pada diri mereka sendiri, yang keliru dalam memproses sebuah informasi. Literasi sebagai produk terpenting dari hadirnya bahasa, menjadi urgensi bagi setiap insan untuk menghindari pemahaman yang keliru atau lebih parahnya lagi penyelewengan informasi. Yang dikhawatirkan dari kedua kefatalan tersebut adalah seseorang akan hidup dengan pemahaman yang menyimpang dan menyebarkan pemahaman keliru tersebut kepada khalayak. Hal ini menjadi kekhawatiran penulis, dimana bahasa dan literasi merupakan essence dari terciptanya peradaban bangsa yang unggul.

Oleh karena itu, apabila seseorang belum mampu menyerap informasi secara baik, ada baiknya melakukan validasi terlebih dahulu, baik mencari informasi serupa yang lebih kredibel, atau langsung bertanya kepada ahlinya. Dalam Bahasa Sunda, terdapat dua jenis kebodohan, yaitu bodo alewoh dan bodo katotoloyo. Lugasnya, orang tua dari masyarakat Sunda selalu menasihati anak-anaknya dengan ungkapan, “kudu bodo alewoh, ulah bodo katotoloyoh!”. Artinya adalah, harus bodoh tapi mau bertanya, jangan bodoh tapi tidak mau bertanya. Ungkapan lain yang sering kita jumpai adalah, “Malu bertanya, sesat di jalan.”

Sayangnya, kebanyakan masyarakat enggan dan malas untuk sekadar cross-check terhadap informasi yang mereka dapatkan. Rasa gengsi dan tidak ingin dianggap salah adalah alasan mengapa mereka tidak mengindahkan budaya tabayyun. Sebagai seorang warga negara yang memiliki perhatian khusus pada bahasa dan literasi, penulis dan tentunya pegiat literasi lainnya menyayangkan kebiasaan buruk ini. Hadirnya gawai di tengah masyarakat yang masih perlu pendampingan, mengakibatkan Indonesia mendapat stigma buruk dari masyarakat dunia.

Dari problematika yang umum terjadi itu, mari kita beritikad untuk selalu mendampingi masyarakat, khususnya masyarakat usia >50 tahun, agar tetap pada jalur aman dan mencegah dari penggiringan opini buruk, tidak sedikit informasi yang mereka dapatkan tidak memilki sandaran yang kuat dan valid. Pendampingan tersebut dimulai dari mengedukasi orang tua sendiri untuk tidak mudah ditelan hoaks, dan juga mewanti-wanti agar tidak menyebarkannya. Obrolan daring milik orang tua di platform WhatsApp, sering kita dapati siaran pesan yang memprovokasi hingga penipuan melalui tautan, yang ditakutkan akan mencuri data di dalam gawai mereka.

Tidak luput dari pengecualian, generasi muda pun perlu pendampingan dan edukasi tentang literasi. Apalagi generasi muda saat ini sangat lihai dalam beradu argumentasi. Yang perlu kita tekankan adalah dari mana mereka mendapatkan informasi, bagaimana mereka memahami informasi tersebut, dan seperti apa interpretasi ulang mereka terhadap sebuah informasi. Problematika yang banyak terjadi adalah generasi muda kerap kali memiliki interpretasi ulang yang keliru, jauh dari maksud dan tujuan informasi tersebut. Juga tidak sedikit dari mereka yang hanya memotong beberapa kalimat dari sebuah informasi, yang dirasa kalimat itulah yang memihak opini mereka, dan mengabaikan keseluruhan informasi lainnya. Peristiwa yang sedang populer terjadi adalah informasi buntung yang mereka dapatkan dari media sosial. Sumber yang abu-abu, pemaparan yang menggantung, dan narasi provokatif menjadi kekhawatiran penulis terhadap perkembangan literasi pada Generasi Muda Indonesia.

Kemudian yang menjadi bahan perhatian terhadap peradaban bangsa ini adalah bahasa. Indonesia memiliki satu bahasa nasional dan beratus-ratus bahasa daerah. Selain itu, bahasa asing seperti Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, dan bahasa lainnya pun ikut hadir guna memperkenalkan Indonesia kepada jendela dunia yang luas. Setidaknya seorang Warga Negara Indonesia wajib menguasai bahasa daerah, bahasa nasional, dan bahasa internasional sebagai opsional ketiga. Penguasaan bahasa daerah sebagai alat komunikasi lokal di daerah masing-masing, Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu antar warga daerah, dan Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi internasional yang menghubungkan Warga Indonesia dengan warga negara lain.

Selain ketiga jenis bahasa tersebut, warga yang menganut Islam agaknya wajib menguasai Bahasa Arab sebagai alat komunikasi antar-semesta, yakni manusia dengan Tuhan, Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akan tetapi, karena dikenal dengan kerumitannya, Bahasa Arab kerap kali diacuhkan, banyak orang beranggapan bahwa Bahasa Arab cukup tahu saja untuk dibaca saat shalat dan berdoa. Pada dasarnya, Bahasa Arab memiliki kemuliaan tersendiri bagi seluruh umat manusia, khususnya Umat Islam. Dengan menguasai Bahasa Arab dengan fasih dan benar, kita mampu bersahabat dengan Al-Qur’an, Hadis, dan perkataan sahabat juga ulama terdahulu. Yang mana terdapat banyak pengajaran di dalamnya untuk kehidupan kita. Seorang Muslim dijanjikan kemenangan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, apabila ia mengutamakan dan menolong agama-Nya (QS. Muhammad:7). Dunia dan isinya hanyalah maslahat tambahan setelah seorang Muslim menyelesaikan kewajibannya kepada Tuhan dan agama-Nya.

Memperkenalkan urgensi dan esensi bahasa merupakan tanggung jawab kita semua. Bahasa daerah sering kali dianggap remeh karena stigma kampungan, namun dengan apa lagi kita dapat mengenal saudara se-daerah kiita tanpa bahasa daerah tersebut? Kemudian dengan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, tidak sedikit kita jumpai orang-orang yang merusak keotentikan bahasa ini. Banyak juga orang yang awam terhadap tata bahasa dan penulisan yang baik dalam menggunakan Bahasa Indonesia. Yang terakhir adalah Bahasa Inggris, beserta bahasa negara lainnya sebagai bahasa internasional. Di era dewasa ini, persaingan antar-negara semakin ketat. Untuk memperkenalkan karya bangsa, seluruh warga Indonesia seyogyanya menguasai bahasa yang menjadi penghubung berbagai kultur dunia, yang salah satunya adalah Bahasa Inggris.

Dari kedua aspek di atas, yakni dari pandangan umum dan agama, dapat kita simpulkan bahwa bahasa dan literasi memegang peran penting dalam membangun peradaban sebuah bangsa. Bahasa dan literasi adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Berperan sebagai alat komunikasi, di mana terjadi pertukaran informasi yang akan diproses oleh otak manusia sebagai suatu ilmu yang memandu jalan hidupnya. Maka dari itu, akan sangat fatal apabila seseorang menjalani hidupnya dengan pemahaman yang keliru, hingga memengaruhi orang di sekitarnya. Terlebih lagi bagi seorang Muslim yang harus menyampaikan kembali ilmu yang ia dapat sebagai bentuk kewajiban. Dalam menyampaikan sebuah ilmu, diperlukan penguasaan bahasa yang baik dan fleksibel untuk menjangkau pendengaran penyimak lebih efektif dan efisien. Dan dibutuhkan daya literasi tinggi agar seorang da’i mampu menghindari dari kefatalan berhujjah dan mencegah dari pemahaman yang sesat menyesatkan.

“Suka baca buku itu baik, akan tetapi, dimana posisi kita sebagai pembaca? Pembaca aktif yang teliti dalam memproses informasi; atau pembaca pasif yang hanya membaca selewat atau bahkan mengabaikan dan menyelewengkan informasi yang krusial?” —Penulis


Author: Anisa Hanifah/Kontributor

Penulis merupakan mahasiswa jurusan Sastra Inggris semester 3 dan anggota LPB angkatan Revolta.

Editor: Aulia Nursoleha

  • 0 Comments
Older Posts Home

Where we are now

o

About Us

a


Lembaga Pembinaan Bahasa

"Lembaga Pembinaan Bahasa is one of the student activity units at UIN Sunan Gunung Djati Bandung which accommodates students to dedicated linguistic proficiency, with a primary focus on advancing proficiency in both Arabic and English among the university's students.”


Follow Us

  • Instagram
  • Youtube
  • Linkedin

Harvendra 2024

recent posts

Labels

Acciora Cabinet Aksara Jepang ALF Ambassador UIN 2015 Ambassador UIN 2016 Art And Language Festival Art and Language Festival 2015 Art and Language Festival 2016 Article artikel bahasa Bahasa Anak Jaksel bahasa arab bahasa asing Bahasa Gaul bahasa inggris Bahasa Jepang Bahasa Jerman Bandung Goes To Pare 2016 belajar bahasa buku buku bahasa inggris Dandelions Cabinet DUBAS UIN DUBAS UIN 2015 DUBAS UIN 2016 DUBAS UIN. Duta Bahasa UIN 2015 english gallery Hari Besar idiom Inagurasi 2022 Inaugurasi PBAK 2023 indonesia Information JLPT karya pengurus lagu inggris literasi LPB LPB Hangout makna pendidikan Mars Milad LPB Monthly Meeting news Open Contributor Orasi 2022 Orasi 2023 Payment Procedure pendidikan Program public speaking ramadhan rekomendasi buku Seminar Internasional Seri Tes Kemampuan Bahasa Asing skill bahasa struktur kepengurusan Studi Komparatif Tes Kemampuan Bahasa Asing tips belajar Tokoh linguistik TOLD 2022 TOPIK TWENTYVERSARRY LPB UIN BANDUNG Uncategorized variety

Popular Posts

  • Talkshow Art and Language Festival 2019 (Art, Language, and Culture: Cross Cultural Understanding)
    Panitia dan Red Lotus Generation Talkshow yang bertajuk Art, Language, and Culture: Cross Cultural Understanding digelar di Auditorium ...
  • DIES NATALIS ke-28 LPB: Meningkatkan Minat dan Kecintaan terhadap Bahasa
    Salam hangat untuk seluruh anggota LPB dan seluruh mahasiswa yang menggemari bahasa. Lembaga Pembinaan Bahasa (LPB) UIN Sunan Gunung Djati B...
  • How to Expand Your English Vocabulary without Getting Bored
    Kosa kata atau vocabulary adalah kumpulan kata-kata yang digunakan dalam bahasa tertentu. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kos...
  • Malam Keakraban Red Lotus Generation
    Red Lotus Generation Red Lotus Generation merupakan angkatan terbaru di UKM Lembaga Pembinaan Bahasa yang baru saja menyelesaikan r...
  • Art and Language Festival 2019 (Pemilihan Duta Bahasa UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2019)
    Pemenang Duta Bahasa UIN Bandung 2019 Pemilihan Duta Bahasa UIN Bandung merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh UKM L...
  • The Role of Language in Intercultural Communication: The Importance of Respecting Language Diversity
         Manusia adalah makhluk sosial. Ketika dia terhubung dan bekerja dengan orang lain, dia mampu hidup, berkembang, dan berperan. Dengan ko...
  • Noam Chomsky, Bapak Linguistik Modern - Linguist Eps. 2
          Hallo peeps! Siapa nih disini yang sudah tidak asing dengan nama yang tercantum di judul? Pastinya sebagai seorang pembelajar bahasa...
  • Nawid dan Pembelajaran Bahasa: Bagaimana Trend Tiktok Mengajarkan Bahasa Asing
    Tiktok, salah satu platform media sosial yang sedang naik daun mulai beberapa tahun ini. Media ini terkenal dengan trend-trend unik yang s...
  • Beberapa Tes Ujian Bahasa Jerman Pt. 1 #Seri Tes Kemampuan Bahasa Asing
    Lembaga Pembinaan Bahasa - Gutten Tag, kembali lagi ditulisannya LPB. Sesuai dengan judul kita akan membahas terkait uji kemahiran bahasa Je...
  • Takallam bi Lughah al-Arabiyyah!
         Marhaban bikum Ashdiqo! Gimana kabarnya nih temen-temen? Semoga dalam keadaan sehat ya, apalagi di bulan Ramadhan ini, semoga lancar me...

Subscribe Us

Copyright © 2024 Lembaga Pembinaan Bahasa UIN Sunan Gunung Djati Bandung All rights reserved.. Powered by Blogger.

Link List

  • Home
  • Article
  • _News
  • _Variety
  • Gallery
  • About us
  • _Profile
  • _Structure
  • _Program
  • _History

Report Abuse

instagram

Template Created By : ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top