Lembaga Pembinaan Bahasa

Menu

  • Home
  • History
  • _POST FORMAT
  • _Error Page
  • Structure
  • Profile
  • Blog

Marhaban Ayyuha Ashdiqoo!

Sumber gambar: https://pin.it/FHuzZOI 

    Kalian pernah gak sih mendengar orang bicara bahasa Arab tapi pas kalian terjemahkan artinya rancu, sehingga apa yang orang tersebut ucapkan itu tidak bisa kalian pahami? Nah, ternyata hal tersebut itu bisa jadi karena lawan bicara kita menggunakan ushlub bahasa Arab dan kita belum memahami makna dari ushlub itu. Hm, kalau gitu, agar kita bisa paham apa yang orang lain katakan, yuk, kita belajar ushlub!

    Ushlub secara bahasa berarti cara, jalan atau sistem. Ushlub (أُسْلُوْب ج أَسَالِيْب) adalah istilah dalam bahasa Arab yang merujuk pada sebuah ungkapan atau gaya bahasa yang digunakan dalam berbicara atau menulis. Ushlub sering digunakan ketika berkomunikasi sehari-hari, dan pada umumnya ushlub ini memiliki bentuk dan makna tersendiri.

    Keterampilan berkomunikasi bahasa Arab sangat dipengaruhi oleh pemahaman dalam menggunakan ushlub-ushlub yang tepat. Saat menulis ataupun berbicara, pemilihan kata dan gaya bahasa dapat mempengaruhi bagaimana pesan dapat tersampaikan dan diterima oleh lawan bicara. Oleh karena itu, ushlub ini menjadi salah satu aspek penting yang harus dipelajari oleh para pembelajar bahasa Arab, karena tanpa memahami ushlub seseorang akan mengalami kejanggalan ketika menerjemahkan istilah-istilah khusus yang sebenarnya tidak bisa diterjemahkan per-kata nya saja.

    Untuk lebih memahami penjelasan diatas, perhatikan contoh kalimat berikut:

    Seseorang berkata “"رَغِبْتُ فِيْكَ dan seorang yang lain berkata  ."رَغِبْتُ عَنْك" Ketika orang yang mendengar kedua ungkapan tersebut belum memahami ushlub, maka ia akan sulit dalam menerjemahkan dan membedakan arti dari kedua ungkapan tersebut, karena jika diterjemahkan per-kata keduanya memiliki arti yang rancu. Kalimat-kalimat tersebut tidak bisa diterjemahkan per-kata saja melainkan keduanya memiliki arti khusus. Ungkapan pertama (رَغِبْتُ فِيْك) berarti “Aku menyukaimu” sedangkan ungkapan kedua (رَغِبْتُ عَنْك) berarti “Aku membencimu”. Nah, kedua ungkapan tersebutlah yang merupakan contoh dari ushlub bahasa Arab.

    Berikut beberapa contoh ushlub-ushlub bahasa Arab yang biasa digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari:

1.      1.   مَا + (وزن أفعل)

Arti dari ushlub tersebut yaitu “Alangkah/begitu”. Contoh kalimat: مَا اَجْمَلَ هَذَا الْمَنْظَرَ  (Alangkah indahnya pemandangan ini)

2.     2.  لَا حَاجَةَ

Artinya “Tidak usah”. Contoh kalimat: لَا حَاجَةَ لِلْخَوْفِ, أَنَا هُنَا مَعَكَ (Tidak usah takut, Aku disini bersamamu)

3.      3.   أَظُنُّ أَنَّ

Artinya “Aku mengira”. Contoh kalimat: أَظُنُّ أَنَّكَ تُحِبُّنِيْ رَغْمَ أَيِّ شَيْءٍ (Aku kira kamu mencintaiku apa adanya)

4.     4.  هَلْ يُسْمَحُ ل

Artinya “Emang boleh?”. Contoh kalimat: هَلْ يُسْمَحُ لِيْ أَنْ أَقْتَرِضَ منْكَ مِائَةَ أَلْفٍ؟ (Emang boleh aku pinjam uangmu seratus?)

5.     5.   لَا شَكَّ اَنَّ

Artinya “Tidak diragukan lagi”. Contoh kalimat: لَا شَكَّ اَنَّ العَرَبِيَّةَ لُغَةٌ سَهْلَةٌ  (Tidak diragukan lagi bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang mudah)

6.     6.  فِيْمَا يَبْدُ

Artinya “Kayaknya/sepertinya”. Contoh kalimat: فِيْمَا يَبْدُ أَنْتَ مَهْمُوْمٌ جِدًّ هَذَا الْيَوْم (Kayaknya kamu galau banget hari ini)

    Itulah contoh-contoh ushlub bahasa Arab yang bisa kita gunakan dalam komunikasi sehari-hari. Itu dulu yang bisa mimin sampaikan kali ini, ya. Kalau ada yang keliru atau kalian punya ushlub lain ayo sharing di kolom komentar!

Salam Bahasa!

Author: Sulis Yutrisna (Departemen Kominfo) 

  • 0 Comments

Sumber gambar: Pinterest.com

Bahasa adalah ciri utama dari suatu kelompok atau komunitas manusia. Dari bahasa, budaya dan identitas dapat terbentuk dan ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Namun, sayangnya, beberapa bahasa di dunia ini saat ini menghadapi risiko kepunahan. Bahasa yang hampir punah menghadapi tantangan dari modernisasi dan globalisasi yang mengancam keberlangsungan mereka.
Mengapa bahasa-bahasa tersebut bisa punah? yang paling umum adalah karena kurangnya jumlah penutur bahasa tersebut. Gejala-gejala kepunahan bahasa pada masa depan adalah: (1) penurunan secara drastis jumlah penutur aktif, (2) semakin berkurangnya ranah penggunaan bahasa, (3) pengabaian atau pengenyahan bahasa ibu oleh penutur usia muda, (4) usaha merawat identitas etnik tanpa menggunakan bahasa ibu, (5) penutur generasi terakhir tak cakap lagi menggunakan bahasa ibu (penguasaan pasif, understanding without speaking), dan (6) contoh-contoh mengenai semakin punahnya dialek-dialek satu bahasa, keterancaman bahasa Kreol dan bahasa sandi (Grimes 2000).
Seiring berjalannya waktu, pemilik bahasa kadang-kadang memutuskan untuk meninggalkan bahasa mereka sendiri dan beralih ke bahasa yang lebih umum digunakan oleh masyarakat sekitar. Selain itu, pengaruh modernisasi dan globalisasi juga menjadi ancaman bagi keberlangsungan bahasa yang hampir punah. Dalam dunia yang semakin terhubung dan terintegrasi, bahasa-bahasa besar seperti bahasa Inggris atau Mandarin menguasai komunikasi internasional. Hal ini membuat bahasa-bahasa minoritas semakin tidak relevan dan kurang digunakan.
Kekuatan budaya dan ekonomi dari bahasa-bahasa dominan ini juga secara bertahap menggusur penggunaan bahasa-bahasa kecil. Selain itu, penyebaran teknologi juga memainkan peran penting dalam kepunahan bahasa. Dengan adanya internet dan media sosial, penutur bahasa minoritas merasa perlu untuk beralih dan menggunakan bahasa yang lebih umum digunakan untuk memperoleh akses ke informasi atau sumber daya online. Akibatnya, bahasa asli semakin terpinggirkan dan menghadapi risiko kepunahan. bebrapa bahasa tersebut adalah:
1. Bahasa Ainu di Jepang
Bahasa Ainu adalah bahasa asli yang dituturkan oleh suku Ainu di Jepang. Bahasa ini adalah salah satu bahasa yang tersebar di Hokkaido, pulau utara Jepang, dan beberapa wilayah sekitarnya. Meskipun sekarang hanya sedikit yang fasih berbahasa Ainu, upaya sedang dilakukan untuk mempertahankan dan memulihkan bahasa tersebut. Meskipun bahasa Ainu mengalami penurunan populasi penutur asli, sejumlah upaya telah dilakukan untuk mempertahankan dan mempromosikan bahasa tersebut. Pemerintah Jepang telah mengakui pentingnya bahasa Ainu sebagai warisan budaya dan seiring dengan itu, beberapa pendidikan dan program pemulihan bahasa Ainu telah diperkenalkan. Pembelajaran bahasa Ainu juga telah diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan di beberapa sekolah di Hokkaido.
2. Bahasa Mam di Meksiko
Bahasa Mam adalah sebuah bahasa Maya yang dituturkan oleh suku Mam di Meksiko. Bahasa ini memiliki sekitar 500.000 penutur. Bahasa Mam memiliki sistem penulisan sendiri yang menggunakan alfabet Latin. Meskipun bahasa ini tidak diakui secara resmi oleh pemerintah Meksiko, tetapi masih digunakan di berbagai situasi komunikasi sehari-hari, seperti di rumah, pasar, dan tempat ibadah. Bahasa Mam juga terus ditransmisikan dari generasi ke generasi melalui lisan, meskipun ada upaya untuk menjaga dan mengembangkan penulisan dan literatur dalam bahasa ini.
3. Bahasa Yuchi di Amerika Serikat
Bahasa Yuchi adalah sebuah bahasa dari keluarga bahasa Muskogean yang digunakan oleh suku Yuchi di Amerika Serikat. Suku Yuchi, juga dikenal sebagai Euchee, merupakan anggota suku bangsa asli Amerika yang hidup di daerah tenggara Oklahoma. Bahasa Yuchi dianggap sebagai salah satu bahasa pribumi Amerika Serikat yang terancam punah. Saat ini, hanya ada sekitar 12 penutur asli bahasa Yuchi yang tersisa di dunia. Meskipun demikian, upaya telah dilakukan untuk mempertahankan dan memulihkan bahasa ini.
Kepunahan bahasa memiliki konsekuensi yang serius. Bukan hanya hilangnya identitas budaya dan sejarah dari komunitas penutur bahasa tersebut, tetapi juga kehilangan pengetahuan unik yang terkandung dalam bahasa tersebut. Bahasa mencerminkan cara pandang tertentu, pengetahuan tentang lingkungan alami, sistem tradisional pengobatan, dan banyak aspek khusus lainnya yang tidak dapat diganti oleh bahasa lain. Kehilangan bahasa juga dapat menyebabkan kesenjangan antargenerasi dan kehilangan warisan budaya yang berharga. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyadari dan menghargai bahasa-bahasa yang hampir punah
Sumber:
Ibrahim, G. A. (2011). Bahasa terancam punah: Fakta, sebab-musabab, gejala, dan strategi perawatannya. Linguistik Indonesia, 29(1), 35-52.

  • 0 Comments

 Hallo peeps.

Tidak terasa ramadhan di tahun 2023 ini sudah berakhir, ya. Selamat menyambut hari yang penuh kemenangan ini, mohon maaf atas segala kesalahan dalam ucapan, perbuatan ataupun penulisan. Semoga segala amalan kita diterima oleh Allah SWT dan kita dipertemukan kembali dengan Ramadhan selanjutnya. Aamiin.


Nah teman-teman, kayaknya seru ya kalau kita hafal macam-macam ucapan selamat hari raya dalam beberapa bahasa, salah satunya dalam bahasa Inggris dan Arab. Oleh karena itu, yuk kita sama-sama pelajari. 

Ungkapan selamat hari raya dalam bahasa Inggris

1. Eid Mubarak to you and your family

“Selamat hari raya untukmu dan keluargamu”

2. Happy eid Mubarak, hope we see ramadhan again next year

“Selamat hari raya, semoga kita bertemu ramadhan lagi di tahun depan”

3. May Allah SWT accept our pasts and prayers. Wish you a very happy eid Mubarak.

“Semoga Allah SWT menerima puasa dan doa kita, selamat hari raya idul Fitri”

4. Happy eid Mubarak. Let us forget our mistake in the past with all the forgiveness

“Selamat hari raya idul Fitri, mari kita melupakan kesala6di masa lalu dengan saling memaafkan”

Ungkapan selamat hari raya dalam bahasa Arab

1. عِيْدُ الْفِطْرِ الْمُبَارَك. أَعَادَهُ اللّٰهُ عَلَيْنَا وَ عَلَيْكُمْ بِالْيُمَنِ وَ الْبَرَكَاتِ.

“Selamat hari raya idul Fitri. Semoga Allah SWT memberi kesempatan kepada kami dan kalian semua untuk merayakan idul Fitri dengan kebaikan dan keberkahan.”

2. أُهَنِّئُكُمْ بِقُدُوْمِ عِيْدِ الفِطْرِ السَّعِيْدِ. تَقَبَّلَ اللّٰهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ صَالِحَ الأَعْمَالِ.

“Saya ucapkan selamat atas datangnya hari raya idul Fitri. Semoga Allah SWT menerima amal shaleh kita”

3. بِمُنَاسَبَةِ حُلُوْلِ عِيْدِ الفِطْرِ المُبَارَكِ، أُقَدِّمُ لَكُمْ أَخْلَصَ التَّهَانِيْ وَأَطْيَبَ الأَمَانِيْ

Pada kesempatan idul Fitri yang penuh berkah, saya mengucapkan selamat yang tulus dan harapan terbaik”

4. أَسْعَدَ اللّٰهُ أَيَّامَكُمْ وَ جَمَعَنَا وَ إِيَّاكُمْ عَلَى خَيْرٍ. عِيْدُ فِطْرٍ سَعِيْدٌ

“Semoga Allah SWT membuat hari-hari kalian bahagia, dan mengumpulkan kita dalam kebaikan. Selamat hari raya idul Fitri.”

5. مَعَ كُلِّ الحُبِّ  البَرَكَاتِ وَ السَّلَام فِي هٰذَا اليَوْمِ المَجِيْدِ. عِيْدُ فِطْرٍ سَعِيْدٍ

"Dengan sepenuh cinta, keberkahan dan kedamaian di hari yang mulia ini, selamat hari raya idul Fitri.”

Nah itulah beberapa ungkapan selamat hari raya dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab. Kalian biasanya pakai ungkapan yang mana nih? Kalau ada yang punya ungkapan lain boleh share di kolom komentar yaa.

Dalam belajar bahasa itu, alangkah baiknya kita juga mempelajari budayanya, karena keduanya sangat berkaitan erat. Selain berbeda dalam pengucapan, negara-negara Arab dan Inggris juga ternyata memiliki tradisinya masing-masing dalam menyambut hari raya Idul Fitri ini. Gimana ya kira-kira?

Tradisi Lebaran di Negara-negara Inggris

Salah satunya di London, perayaan Idul Fitri dilaksanakan dengan meriah. Dikutip dari situs merdeka.com, perayaan Idul Fitri atau Celebrating Eid Festival yang dilaksanakan setahun sekali ini dilaksanakan di tengah alun-alun kota serta menjadi ajang berkumpulnya kaum muslim dari Indonesia yang sedang berada disana. Tradisi lainnya yaitu menyediakan banyak jenis kuliner halal dari berbagai negara. Banyak warga yang menjajakan makanan di hari raya ini.

Sedangkan di Inggris sendiri, terdapat tradisi yang cukup unik di hari lebaran yaitu para pria memotong rambutnya hingga terlihat rapi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kesiapan mereka menyambut hari kemenangan. Selain itu, seperti halnya di Indonesia, tradisi ziarah dan silaturahmi ke rumah-rumah juga turut dilakukan di negara tersebut.

Tradisi Lebaran di Negara-negara Arab

Di negara Arab Saudi contohnya, perayaan Idul Fitri sangat identik dengan pertunjukan seni. Seperti pertunjukan tarian Al-Deheyeh dan tarian Ardah yang merupakan sebuah tarian rakyat seringkali dilaksanakan di hari lebaran. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, Idul Fitri merupakan moment besar yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Warga disana seringkali mempersiapkan rumah mereka dengan mendekorasi serta membersihkan rumahnya untuk menerima tamu. Mereka mengenakan gamis khas timur tengah kemudian melaksanakan salat Id. Seusai salat Id, mereka akan saling menyapa dengan mengatakan “Kullu ‘Aam wa antum bi khayr.” Ungkapan tersebut lah yang juga sering dipakai di Indonesia sebagai bentuk doa di hari raya. Warga Arab Saudi juga biasa melakukan kumpul keluarga besar setelah salat Id lalu makan pagi dengan makanan yang mewah, tradisi ini dikenal dengan Fatur Idul Fitri.

Di bagian timur Arab Saudi, kaum wanita merayakan Idul Fitri dengan ciri khasnya yaitu menghiasi tangan dengan Henna dan mengenakan gaun terbaik mereka.

Nah itulah beberapa tradisi di negara-negara Inggris dan Arab. Ternyata ada beberapa kesamaan dengan tradisi di Indonesia, ya. Intinya kita harus saling menghargai budaya masing-masing dan diusahakan untuk mengenal sedikit demi sedikit budaya mereka terlebih kita sebagai pembelajar bahasa keduanya. Karena mempelajari budaya juga merupakan bagian dari mempelajari bahasa.

Minal ‘Aidin Wal Faizin, May Allah SWT accept our pasts and prayers.

Salam Bahasa 💙

Author & Editor: Sulis Yutrisna (Departemen Kominfo)

  • 0 Comments

    Marhaban bikum Ashdiqo! Gimana kabarnya nih temen-temen? Semoga dalam keadaan sehat ya, apalagi di bulan Ramadhan ini, semoga lancar melaksanakan ibadah puasanya. Oh ya teman-teman, tau gak kalau menjelang bulan Ramadhan itu banyak orang-orang yang berkunjung ke Arab Saudi tepatnya ke kota Mekkah. Ya, karena kebanyakan dari mereka ingin memanfaatkan waktu di bulan yang penuh keberkahan ini di tanah suci. Wah, menarik, ya. Siapa nih yang mau berkunjung ke Arab juga? Kalau mau, tentunya ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Ya, salah satunya adalah harus bisa bicara dengan bahasa Arab.

    Namun sayangnya kebanyakan orang malas belajar bahasa Arab karena menganggap bahasa Arab itu susah. Memang belajar bahasa Arab itu bisa dikatakan tidak gampang, tapi kalau kita serius mempelajarinya dan belajar dengan metode yang cocok dengan pribadi masing-masing, insya allah sedikit-sedikit juga akan bisa. Gimana tuh metode yang cocok? Yuk, kita bahas.

Sumber gambar: myclaaz.com

   Dalam belajar bahasa Arab, tentunya setiap orang mempunyai tujuannya masing-masing. Diantaranya ada yang belajar bahasa Arab karena ingin memahami Al-Qur’an, memahami kitab-kitab untuk belajar tentang Islam, menjadi penerjemah, ada pula yang belajar bahasa Arab untuk keperluan komunikasi. Dilihat dari tujuannya tersebut, maka sebaiknya cara atau metode pembelajarannya pun berbeda antara orang yang belajar bahasa Arab untuk memahami Al-Qur’an, kitab-kitab, dan lain-lain, dengan orang yang belajar bahasa Arab untuk berkomunikasi sehari-hari, karena arah keduanya sudah berbeda.

    Untuk orang yang ingin memahami Al-Qur’an melalui pembelajaran bahasa Arab, hal yang harus diperhatikan yaitu bahwa ia harus belajar banyak disiplin ilmu. Selain harus mempunyai banyak kosa kata, ia juga harus mendalami qawa’id/grammar/tata bahasa seperti morfologi, sintaksis dan semantik. Sehingga, dalam pembelajarannya pun ditekankan pada aspek-aspek tersebut. karena itulah, ketika kita perhatikan pembelajaran bahasa Arab di pesantren-pesantren, yang pertama diajarkan itu mengenai kaidah tata bahasa, mungin salah satunya karena tujuan yang ingin dicapainya agar bisa memahami Al-Qur’an dan kitab-kitab klasik. Cara yang dilakukan yaitu dengan memahami bentuk kata, struktur kalimat, ketepatan penggunaan kata, dan hal-hal yang berkaitan dengan kaidah tata bahasa. Dalam bahasa Arab, cara ini dikenal dengan istilah Ta’allumu Lughah (mempelajari bahasa).

    Itulah sekilas mengenai pembelajaran bahasa Arab untuk memahami Al-Qur’an, kitab-kitab klasik, menjadi penerjemah, dan tujuan-tujuan lain yang membutuhkan pengetahuan mendalam. Pada pembahasan kali ini kita akan fokus pada pembelajaran bahasa untuk keperluan komunikasi.

    Bagi orang yang belajar bahasa untuk keperluan komunikasi sehari-hari, belajar kaidah tata bahasa itu tidak terlalu ditekankan. Bukan berarti tidak penting, tetapi tidak disarankan diajarkan kepada pembelajar tingkat mubtadi (pemula). Karena yang terpenting disini adalah seseorang bisa berbicara dan orang lain paham pada apa yang ia bicarakan walaupun secara kaidah kebahasaannya kurang tepat. Dengan kata lain, belajar tata bahasa hanya diperuntukan untuk pembelajar tingkat menengah dan tingkat lanjut. Jadi yang diajarkan dalam pembelajaran ini adalah pola kalimat, bukan rumus kalimat. Seseorang ditekankan untuk banyak berbicara bahasa Arab sesuai pola yang diberikan, sehingga ia menjadi terbiasa dan dari kebiasaan tersebut ia mendapat banyak kosa kata baru. Dalam bahasa Arab ini dinamakan Iktisabu Lughah (memperoleh bahasa secara otomatis). Pembelajaran seperti inilah yang banyak digunakan di tempat-tempat kursus. Karena tujuan yang ingin dicapai yaitu keterampilannya, salah satunya keterampilan berbicara (Maharah al-Kalam)

    Selain itu, belajar qawa’id atau tata bahasa juga dianggap terlalu kaku ketika dipelajari oleh pemula. Mereka akan paham mengenai tata bahasa tetapi sulit dalam praktik berbicara karena minimnya latihan berbicara. Kosa kata yang diperoleh pun akan terbatas karena untuk bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Arab, kita memerlukan banyak kosa kata modern yang mana kosa kata terebut jarang ditemukan dalam buku-buku ajar atau kitab-kitab klasik yang memfokuskan pada qawa’id.

    Sebagaimana dalam teori belajar bahasa yang cukup populer yaitu teori behavioristik yang dipelopori oleh B.F Skinner, atau dalam bahasa Arab dikenal dengan Al-Nazhariyahh Al-Sulukiyyah. Dalam teori tersebut dikatakan bahwa yang terpenting dari proses belajar yaitu adanya stimulus dan respon. Pembelajaran bahasa dilakukan dengan banyaknya mendengarkan sebagai bentuk stimulus kepada pembelajar, lalu adanya respon dari pembelajar yang berupa pengulangan kalimat yang sudah didengar. Skinner menyatakan bahwa belajar bahasa merupakan sebuah perilaku. Diantara bentuk perilaku tersebut yaitu, pemberian banyak latihan oleh pengajar, penggunaan bahasa yang diajarkan secara aktif, penciptaan lingkungan berbahasa yang mendukung kegiatan belajar, dan penggunaan media belajar yang memungkinkan pembelajar banyak mendengar dan berinteraksi dengan bahasa Arab.

    Nah, itulah sedikit penjelasan mengenai pembelajaran bahasa Arab. Jadi untuk teman-teman yang ingin mahir dalam berbicara, perbanyaklah kosa kata dan mulailah bicara dengan bahasa Arab tanpa harus mengkhawatirkan kesalahan dalam tarkib dan sebagainya, selagi kosa kata yang digunakannya benar dan orang paham pada kalimat yang kita ucapkan. Setelah teman-teman merasa cukup dan sudah masuk ke tingkat menengah, barulah mulai belajar kaidah tata bahasa secara bertahap agar lebih memaksimalkan dalam semua keterampilan berbahasa Arab. Jadi, tunggu apalagi, yuk mulai sekarang Takallam bi lughah al-Arabiyyah!

Salam Bahasa!

Referensi: 

HS Midi, Pembelajaran Bahasa Arab dan Dinamika Wacana Bahasa, Journal of Arabic Language and Education, 2020, https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/Aphorisme 

Author & Editor: SulisYutrisna (Departemen Kominfo)

  

  • 0 Comments

 


Siapa yang tahu akan seperti apa Negara Indonesia kelak? sebuah negara yang dihuni oleh 270 juta jiwa, kian bertumbuh dan berkembang mulai dari perekonomiannya, kualitas hidup warganya, dan lain sebagainya. Pun tidak terlepas dengan perkembangan bahasanya, di mana hal itu merupakan instrumen terpenting bagi manusia dalam berkomunikasi. Bahasa juga merupakan komponen terpenting dalam eskalasi mutu kognitif seseorang. Di saat seseorang membaca, hal pertama yang diproses oleh mata dan otak adalah runtutan kata yang dinamakan dengan bahasa. Dan metode bagaimana kita menyerap bahasa tersebut disebut literasi.

Acap kali orang-orang gagal menangkap sebuah pemahaman disebabkan oleh penyampaian bahasa yang memang sukar diterima, atau bahkan kesalahan yang terdapat pada diri mereka sendiri, yang keliru dalam memproses sebuah informasi. Literasi sebagai produk terpenting dari hadirnya bahasa, menjadi urgensi bagi setiap insan untuk menghindari pemahaman yang keliru atau lebih parahnya lagi penyelewengan informasi. Yang dikhawatirkan dari kedua kefatalan tersebut adalah seseorang akan hidup dengan pemahaman yang menyimpang dan menyebarkan pemahaman keliru tersebut kepada khalayak. Hal ini menjadi kekhawatiran penulis, dimana bahasa dan literasi merupakan essence dari terciptanya peradaban bangsa yang unggul.

Oleh karena itu, apabila seseorang belum mampu menyerap informasi secara baik, ada baiknya melakukan validasi terlebih dahulu, baik mencari informasi serupa yang lebih kredibel, atau langsung bertanya kepada ahlinya. Dalam Bahasa Sunda, terdapat dua jenis kebodohan, yaitu bodo alewoh dan bodo katotoloyo. Lugasnya, orang tua dari masyarakat Sunda selalu menasihati anak-anaknya dengan ungkapan, “kudu bodo alewoh, ulah bodo katotoloyoh!”. Artinya adalah, harus bodoh tapi mau bertanya, jangan bodoh tapi tidak mau bertanya. Ungkapan lain yang sering kita jumpai adalah, “Malu bertanya, sesat di jalan.”

Sayangnya, kebanyakan masyarakat enggan dan malas untuk sekadar cross-check terhadap informasi yang mereka dapatkan. Rasa gengsi dan tidak ingin dianggap salah adalah alasan mengapa mereka tidak mengindahkan budaya tabayyun. Sebagai seorang warga negara yang memiliki perhatian khusus pada bahasa dan literasi, penulis dan tentunya pegiat literasi lainnya menyayangkan kebiasaan buruk ini. Hadirnya gawai di tengah masyarakat yang masih perlu pendampingan, mengakibatkan Indonesia mendapat stigma buruk dari masyarakat dunia.

Dari problematika yang umum terjadi itu, mari kita beritikad untuk selalu mendampingi masyarakat, khususnya masyarakat usia >50 tahun, agar tetap pada jalur aman dan mencegah dari penggiringan opini buruk, tidak sedikit informasi yang mereka dapatkan tidak memilki sandaran yang kuat dan valid. Pendampingan tersebut dimulai dari mengedukasi orang tua sendiri untuk tidak mudah ditelan hoaks, dan juga mewanti-wanti agar tidak menyebarkannya. Obrolan daring milik orang tua di platform WhatsApp, sering kita dapati siaran pesan yang memprovokasi hingga penipuan melalui tautan, yang ditakutkan akan mencuri data di dalam gawai mereka.

Tidak luput dari pengecualian, generasi muda pun perlu pendampingan dan edukasi tentang literasi. Apalagi generasi muda saat ini sangat lihai dalam beradu argumentasi. Yang perlu kita tekankan adalah dari mana mereka mendapatkan informasi, bagaimana mereka memahami informasi tersebut, dan seperti apa interpretasi ulang mereka terhadap sebuah informasi. Problematika yang banyak terjadi adalah generasi muda kerap kali memiliki interpretasi ulang yang keliru, jauh dari maksud dan tujuan informasi tersebut. Juga tidak sedikit dari mereka yang hanya memotong beberapa kalimat dari sebuah informasi, yang dirasa kalimat itulah yang memihak opini mereka, dan mengabaikan keseluruhan informasi lainnya. Peristiwa yang sedang populer terjadi adalah informasi buntung yang mereka dapatkan dari media sosial. Sumber yang abu-abu, pemaparan yang menggantung, dan narasi provokatif menjadi kekhawatiran penulis terhadap perkembangan literasi pada Generasi Muda Indonesia.

Kemudian yang menjadi bahan perhatian terhadap peradaban bangsa ini adalah bahasa. Indonesia memiliki satu bahasa nasional dan beratus-ratus bahasa daerah. Selain itu, bahasa asing seperti Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, dan bahasa lainnya pun ikut hadir guna memperkenalkan Indonesia kepada jendela dunia yang luas. Setidaknya seorang Warga Negara Indonesia wajib menguasai bahasa daerah, bahasa nasional, dan bahasa internasional sebagai opsional ketiga. Penguasaan bahasa daerah sebagai alat komunikasi lokal di daerah masing-masing, Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu antar warga daerah, dan Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi internasional yang menghubungkan Warga Indonesia dengan warga negara lain.

Selain ketiga jenis bahasa tersebut, warga yang menganut Islam agaknya wajib menguasai Bahasa Arab sebagai alat komunikasi antar-semesta, yakni manusia dengan Tuhan, Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akan tetapi, karena dikenal dengan kerumitannya, Bahasa Arab kerap kali diacuhkan, banyak orang beranggapan bahwa Bahasa Arab cukup tahu saja untuk dibaca saat shalat dan berdoa. Pada dasarnya, Bahasa Arab memiliki kemuliaan tersendiri bagi seluruh umat manusia, khususnya Umat Islam. Dengan menguasai Bahasa Arab dengan fasih dan benar, kita mampu bersahabat dengan Al-Qur’an, Hadis, dan perkataan sahabat juga ulama terdahulu. Yang mana terdapat banyak pengajaran di dalamnya untuk kehidupan kita. Seorang Muslim dijanjikan kemenangan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, apabila ia mengutamakan dan menolong agama-Nya (QS. Muhammad:7). Dunia dan isinya hanyalah maslahat tambahan setelah seorang Muslim menyelesaikan kewajibannya kepada Tuhan dan agama-Nya.

Memperkenalkan urgensi dan esensi bahasa merupakan tanggung jawab kita semua. Bahasa daerah sering kali dianggap remeh karena stigma kampungan, namun dengan apa lagi kita dapat mengenal saudara se-daerah kiita tanpa bahasa daerah tersebut? Kemudian dengan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, tidak sedikit kita jumpai orang-orang yang merusak keotentikan bahasa ini. Banyak juga orang yang awam terhadap tata bahasa dan penulisan yang baik dalam menggunakan Bahasa Indonesia. Yang terakhir adalah Bahasa Inggris, beserta bahasa negara lainnya sebagai bahasa internasional. Di era dewasa ini, persaingan antar-negara semakin ketat. Untuk memperkenalkan karya bangsa, seluruh warga Indonesia seyogyanya menguasai bahasa yang menjadi penghubung berbagai kultur dunia, yang salah satunya adalah Bahasa Inggris.

Dari kedua aspek di atas, yakni dari pandangan umum dan agama, dapat kita simpulkan bahwa bahasa dan literasi memegang peran penting dalam membangun peradaban sebuah bangsa. Bahasa dan literasi adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Berperan sebagai alat komunikasi, di mana terjadi pertukaran informasi yang akan diproses oleh otak manusia sebagai suatu ilmu yang memandu jalan hidupnya. Maka dari itu, akan sangat fatal apabila seseorang menjalani hidupnya dengan pemahaman yang keliru, hingga memengaruhi orang di sekitarnya. Terlebih lagi bagi seorang Muslim yang harus menyampaikan kembali ilmu yang ia dapat sebagai bentuk kewajiban. Dalam menyampaikan sebuah ilmu, diperlukan penguasaan bahasa yang baik dan fleksibel untuk menjangkau pendengaran penyimak lebih efektif dan efisien. Dan dibutuhkan daya literasi tinggi agar seorang da’i mampu menghindari dari kefatalan berhujjah dan mencegah dari pemahaman yang sesat menyesatkan.

“Suka baca buku itu baik, akan tetapi, dimana posisi kita sebagai pembaca? Pembaca aktif yang teliti dalam memproses informasi; atau pembaca pasif yang hanya membaca selewat atau bahkan mengabaikan dan menyelewengkan informasi yang krusial?” —Penulis


Author: Anisa Hanifah/Kontributor

Penulis merupakan mahasiswa jurusan Sastra Inggris semester 3 dan anggota LPB angkatan Revolta.

Editor: Aulia Nursoleha

  • 0 Comments
Older Posts Home

Where we are now

o

About Us

a


Lembaga Pembinaan Bahasa

"Lembaga Pembinaan Bahasa is one of the student activity units at UIN Sunan Gunung Djati Bandung which accommodates students to dedicated linguistic proficiency, with a primary focus on advancing proficiency in both Arabic and English among the university's students.”


Follow Us

  • Instagram
  • Youtube
  • Linkedin

Harvendra 2024

recent posts

Labels

Acciora Cabinet Aksara Jepang ALF Ambassador UIN 2015 Ambassador UIN 2016 Art And Language Festival Art and Language Festival 2015 Art and Language Festival 2016 Article artikel bahasa Bahasa Anak Jaksel bahasa arab bahasa asing Bahasa Gaul bahasa inggris Bahasa Jepang Bahasa Jerman Bandung Goes To Pare 2016 belajar bahasa buku buku bahasa inggris Dandelions Cabinet DUBAS UIN DUBAS UIN 2015 DUBAS UIN 2016 DUBAS UIN. Duta Bahasa UIN 2015 english gallery Hari Besar idiom Inagurasi 2022 Inaugurasi PBAK 2023 indonesia Information JLPT karya pengurus lagu inggris literasi LPB LPB Hangout makna pendidikan Mars Milad LPB Monthly Meeting news Open Contributor Orasi 2022 Orasi 2023 Payment Procedure pendidikan Program public speaking ramadhan rekomendasi buku Seminar Internasional Seri Tes Kemampuan Bahasa Asing skill bahasa struktur kepengurusan Studi Komparatif Tes Kemampuan Bahasa Asing tips belajar Tokoh linguistik TOLD 2022 TOPIK TWENTYVERSARRY LPB UIN BANDUNG Uncategorized variety

Popular Posts

  • Talkshow Art and Language Festival 2019 (Art, Language, and Culture: Cross Cultural Understanding)
    Panitia dan Red Lotus Generation Talkshow yang bertajuk Art, Language, and Culture: Cross Cultural Understanding digelar di Auditorium ...
  • Malam Keakraban Red Lotus Generation
    Red Lotus Generation Red Lotus Generation merupakan angkatan terbaru di UKM Lembaga Pembinaan Bahasa yang baru saja menyelesaikan r...
  • Art and Language Festival 2019 (Pemilihan Duta Bahasa UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2019)
    Pemenang Duta Bahasa UIN Bandung 2019 Pemilihan Duta Bahasa UIN Bandung merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh UKM L...
  • DIES NATALIS ke-28 LPB: Meningkatkan Minat dan Kecintaan terhadap Bahasa
    Salam hangat untuk seluruh anggota LPB dan seluruh mahasiswa yang menggemari bahasa. Lembaga Pembinaan Bahasa (LPB) UIN Sunan Gunung Djati B...
  • How to Expand Your English Vocabulary without Getting Bored
    Kosa kata atau vocabulary adalah kumpulan kata-kata yang digunakan dalam bahasa tertentu. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kos...
  • Beberapa Tes Ujian Bahasa Jerman Pt. 1 #Seri Tes Kemampuan Bahasa Asing
    Lembaga Pembinaan Bahasa - Gutten Tag, kembali lagi ditulisannya LPB. Sesuai dengan judul kita akan membahas terkait uji kemahiran bahasa Je...
  • Nawid dan Pembelajaran Bahasa: Bagaimana Trend Tiktok Mengajarkan Bahasa Asing
    Tiktok, salah satu platform media sosial yang sedang naik daun mulai beberapa tahun ini. Media ini terkenal dengan trend-trend unik yang s...
  • Struktur Kepengurusan LPB Kabinet Acciora 2023
    STRUKTUR KEPENGURUSAN LEMBAGA PEMBINAAN BAHASA (LPB) KABINET ACCIORA 2023 VISI Menjadikan UKM LPB sebagai wadah bagi mahasiswa UIN S...
  • Noam Chomsky, Bapak Linguistik Modern - Linguist Eps. 2
          Hallo peeps! Siapa nih disini yang sudah tidak asing dengan nama yang tercantum di judul? Pastinya sebagai seorang pembelajar bahasa...
  • Mengenal Aksara Jepang (Hiragana dan Katakana)
    Lembaga Pembinaan Bahasa -  Konnichiwa Mina-san! Ogenki desuka? Semoga Mina-san baik-baik saja ya. Beberapa waktu yang lalu kita sempat memb...

Subscribe Us

Copyright © 2024 Lembaga Pembinaan Bahasa UIN Sunan Gunung Djati Bandung All rights reserved.. Powered by Blogger.

Link List

  • Home
  • Article
  • _News
  • _Variety
  • Gallery
  • About us
  • _Profile
  • _Structure
  • _Program
  • _History

Report Abuse

instagram

Template Created By : ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top