Pemimpin yang Berintegritas, Kompeten dan Solidaritas - Article of TOLD 2022 #4

Lembaga Pembinaan Bahasa - Pemimpin, merupakan satu kata yang mengandung makna yang luas, yang masing-masing orang mempunyai pandangan yang berbeda dalam mengartikannya. Orang terdahulu memahami bahwa pemimpin bagi mereka adalah orang yang memiliki kekuatan lalu mereka angkat untuk bisa memandu dan melindungi mereka. Bahkan, pada zaman jahiliyah (sebelum datangnya islam) masyarakat jahiliyah memegang kuat statement “siapa yang kuat, dia yang menang.” Sehingga pada masa itu yang menjadi pemimpin adalah orang yang memiliki fisik yang kuat dan memiliki strategi perang yang matang. Namun, apakah pemimpin seperti demikian yang kita sebut kepemimpinan yang baik dan benar? Lalu apa makna kepemimpinan yang sebenarnya? 

Ilustrasi

Pemimpin merupakan orang yang mempunyai tanggung jawab lebih diantara yang lain. Pemimpin bukan sekedar orang yang paling kuat dan berpengaruh bagi yang lain, melainkan harus memiliki karakter dan sifat-sifat tertentu. Bahkan pemimpin harus mempunyai seni dan kreatifitas tersendiri yang dikenal sebagai seni kepemimpinan. Selain itu, istilah pemimpin bukan hanya digunakan dalam skala besar seperti pemimpin negara, suku dan lain sebagainya. Setiap hal dari mulai yang terkecil sampai yang paling luas jangkauannya pun ada pemimpinnya. Seperti yang terdapat pada salah satu penggalan hadist nabi bahwa tiap-tiap jiwa adalah pemimpin, dan tiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinnya. Jadi, pemimpin itu ada dimana-mana salah satunya dalam organisasi.

Sebagai mahasiswa yang mempunyai peran tinggi dan menjunjung nilai-nilai organisasi, kepemimpinan adalah hal fundamental yang harus kita miliki. Majunya sebuah organisasi tidak hanya ditentukan oleh seberapa pintar pemimpinnya dalam hal akademis. Tetapi juga seberapa mampu pemimpinnya mengatur arah jalannya organisasi.

Lembaga Pembinaan Bahasa (LPB) adalah salah satu organisasi yang ada di kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang berdiri pada tanggal 8 Mei 1995. Sehingga bisa kita ketahui bahwa organisasi ini sudah berdiri kurang lebih 27 tahun dengan segala perkembangan dan kemajuan dari masa ke masa. Ini tidak terlepas dari peran seorang pemimpin di LPB itu sendiri. Dalam hal ini, dapat kita pelajari bahwa dalam mempertahankan dan memajukan sebuah organisasi, diperlukan seorang pemimpin yang mampu, cakap, loyal dan tentunya mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik. Dan sebagai implementasi dari hal ini, LPB mengadakan sebuah program yang bertujuan untuk meregenerasi pemimpin-pemimpin yang akan terus memandu dan memajukan baik organisasinya maupun anggota-anggota yang sedang berproses di LPB tersebut. 

Pada tanggal 18-19 Juni 2022, LPB mengadakan sebuah kegiatan dengan nama TOLD (Training Of Leadership Development). Kegiatan ini merupakan program kerja dari Departement 2 yaitu departemen Pengembangan Aparatur Organisasi (PAO). Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 62 peserta yang merupakan anggota LPB tersendiri dan bertempat di Aswaja Center. Tema yang diusung pada kegiatan TOLD ini yaitu “Leadership Development to Build a Leadership spirit with Integrity, Competence and Solidarity”. Berlangsung selama dua hari satu malam dengan harapan bisa memberikan pengetahuan, melatih dan merealisasikan tema yang ada. Sebagai sebuah organisasi yang berfokus di bidang kebahasaan, tentunya dalam kegiatan ini pun tidak terlepas dari pembinaan bahasa kepada seluruh peserta terbukti dengan diharuskannya peserta menggunakan bahasa asing ketika perizinan. Materi yang disampaikan kepada peserta pun beragam diantaranya materi yang berkaitan dengan kepemimpinan yaitu materi Public Speaking, materi yang berhubungan dengan keterampilan yaitu materi Typoghrapy, dan materi yang berhubungan dengan keorganisasian yaitu persidangan. Pada intinya, semua materi tersebut sangat berhubungan dengan kepemimpinan dimana pemimpin itu harus punya kemampuan mempengaruhi, punya keterampilan dan punya kemampuan mengatur organisasi. Sehingga materi-materi tersebut bisa dijadikan sebuah bekal untuk para anggota LPB dalam mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin di tahun selanjutnya.

LPB sangat butuh  adanya regenerasi pemimpin yang berintegrasi, berkompeten dan punya solidaritas tinggi sebagaimana halnya pemimpin-pemimpin sebelumnya. Lalu bagaimana maksud dari integritas, kompeten dan solidaritas itu?

Pemimpin yang berintegritas adalah suatu bentuk kejujuran yang diimplementasikan secara nyata dalam tindakan seorang pemimpin. Otoritas organisasi berada pada tangan pemimpin. Dalam sebuah organisasi, pemimpinlah yang terlebih dahulu dipandang oleh orang lain. Sehingga ketika pemimpinnya sudah terlihat menerapkan nilai-nilai kejujuran, maka akan tercipta nilai yang baik untuk organisasi tersebut. Selain itu, integritas juga penting bagi image si pemimpin itu sendiri dimana ketika pemimpin punya integritas tinggi, ia akan mudah diterima dan dipercaya oleh bawahannya. Ciri seseorang yang mempunyai integritas ditandai oleh salah satunya bisa memegang perkataanya serta konsistensi pada setiap hal yang ia putuskan.

Selanjutnya yaitu pemimpin yang berkompeten. Kompetensi kepemimpinan adalah kemampuan pemimpin untuk terampil dalam suatu bidang tertentu misalnya keterampilan berkomunikasi, kecerdasan emosi dan menjalin hubungan dengan anggotanya. Dengan kata lain, kompetensi kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki seorang pemimpin. Seorang dinilai berkompeten apabila ia memiliki kemampuan yang mumpuni untuk menangani serta melakukan sesuatu. Dalam organisasi LPB, salah satu kompetensi yang harus dimiliki yaitu kemampuan berkomunikasi dan berbahasa yang baik. Selain itu, penguasaan salah satu bahasa asing pun menjadi nilai tambah yang menjadikan seorang pemimpin lebih memiliki kualitas tinggi. Seperti yang telah disampaikan salah satu pemateri TOLD bahwa pemimpin itu harus bisa memberikan pengaruh kepada orang lain, dan salah satu cara untuk bisa mempengaruhi orang lain adalah dengan cara berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan benar yang menjadikan orang paham akan apa yang kita sampaikan. Oleh karena itu, sangat penting kemampuan berkomunikasi ini demi terciptanya organisasi yang hidup dan bisa saling memahami antar pemimpin dan anggotanya.

Selain integritas dan kompeten, unsur lain yang harus diperhatikan yaitu solidaritas. Ini menjadi poin yang sangat penting dalam menjaga keharmonisan sebuah organisasi. Ketika seorang pemimpin tidak memiliki rasa solidaritas maka akan tercipta suasana yang tidak nyaman dalam organisasi tersebut. Banyak kita temukan organisasi-organisasi yang anggotanya banyak tetapi pasif bahkan terkadang ada pula yang sampai mengundurkan diri. Menurut pendapat saya, salah satu faktor dari ketidaknyamanan itu adalah kurangnya solidaritas. Solidaritas membangun rasa ingin selalu dapat saling tolong menolong dan peduli terhadap sesama, rasa saling memahami dan keinginan untuk saling memberikan semangat tanpa adanya egoisme. Maka dari itu, solidaritas ini memang penting ada dalam tiap-tiap diri orang dalam berorganisasi, tetapi kembali pada poin sebelumnya bahwa pemimpinlah yang harus pertama kali menerapkan dan memberikan contoh kepada anggotanya. LPB adalah organisasi besar yang anggotanya pun sangat banyak. Berdasarkan data Orasi pada tahun 2021, jumlah peserta Orasi sebanyak kurang lebih 600 peserta. Itu artinya, satu angkatan saja yaitu angkatan yang dinamakan Revolta itu sudah berjumlah begitu banyaknya apalagi jika ditambah dengan angkatan yang sebelumnya. Maka disini sangat perlu adanya strategi agar anggota dengan jumlah tersebut bisa dipertahankan. Bagaimana pemimpin merangkul dan memperhatikan anggotanya hingga tidak ada anggota yang merasa asing dalam organisasinya sendiri. Cara yang paling awal dan paling dasar adalah dengan membangun solidaritas yang kedepannya akan terciptalah rasa kekeluargaan, dan itulah yang membuat orang nyaman berada dalam organisasi.

Dalam kegiatan TOLD ini pun, tidak terlepas dari kedisiplinan yang sangat dijaga. Artinya, untuk menjadi pemimpin yang handal, tidak cukup dengan apa yang sudah dijelaskan diatas saja, tetapi juga dengan menerapkan kesidiplinan yang tinggi. Kedisiplinan bisa ditumbuhkan dari mulai hal kecil contohnya datang tepat waktu, memperhatikan apa yang orang lain sampaikan, dan menaati peraturan yang ada. Dari TOLD inipun penulis belajar banyak hal bahwasanya apa yang kita lakukan itu harus sesuai aturan yang telah disepakati bersama.

Selain memberikan pelatihan kepemimpinan kepada peserta, TOLD ini juga ternyata menjadi salah satu syarat bagi anggota yang ingin bergabung dengan kepengurusan LPB. Saya sangat mendukung hal tersebut karena untuk menjadi pengurus organisasi, seseorang harus paham dan bisa mempertanggungjawabkan kepengurusannya. Pengurus seperti halnya wakil rakyat dalam sebuah negara. Mereka harus bisa menjadi jembatan antar anggota dan pemimpinnya. Dalam organisasi LPB terdapat empat departement yang bisa diikuti oleh anggota yaitu, departemen 1 (Kebahasaan) yang berfokus dalam pengembangan bahasa, departemen 2 (Pengembangan Aparatur Organisasi) yang berfokus dalam mengatur jalannya organisasi, departemen 3 (Kominfo) yang berfokus dalam hal informasi mengenai organisasi, dan terakhir departemen 4 (Dalam Negeri) yang berfokus pada urusan internal organisasi. Tiap-tiap dari departemen tersebut tentunya akan memberikan manfaat masing-masing untuk meningkatkan keterampilan dan kualitas diri dari anggota LPB.

Demikianlah  diantara poin-poin penting dari adanya TOLD 2022 yang perlu direalisasikan oleh para peserta  TOLD khususnya dan semua anggota LPB pada umumnya. Sehingga bisa kita lihat bahwa adanya Training Of Leadership Development ini penting dan akan memberikan dampak positif bagi anggota dalam menanamkan jiwa kepemimpinannya. Ada yang menganggap bahwa seorang pemimpin itu dilahirkan, bukan dibentuk. Artinya, jiwa kepemimpinan itu tidak dimiliki oleh semua orang dan hanya dimiliki oleh orang-orang yang memang terlahir untuk menjadi pemimpin, sehingga menganggap bahwa tidak perlu adanya pelatihan kepemimpinan karena akan percuma bagi orang yang tidak mempunyai jiwa kepemimpinan. Tapi ada pula yang berpendapat bahwa jiwa kepemimpinan itu dibentuk, menurut pendapat ini, semua orang bisa menjadi pemimpin asalkan dia punya bekal ilmu mengenai kepemimpinan.  Menurut pendapat penulis, terlepas dari pemimpin itu dilahirkan ataupun dibentuk, seorang pemimpin yang baik tetaplah orang yang mempunyai ilmu kepemimpinan atau leadership. Walaupun seseorang berbakat menjadi pemimpin, tapi jika tidak mengetahui ilmu kepemimpinan dan tidak tahu bagaimana caranya menjadi pemimpin yang baik maka tidak akan menjadi leader yang handal. Sebaliknya, walaupun seseorang sama sekali tidak berbakat menjadi pemimpin, namun ketika dia mendapatkan ilmu mengenai kepemimpinan dan bertekad untuk menjadi pemimpin, maka dia bisa menjadi pemimpin yang baik. Inilah manfaatnya mengikuti kegiatan pelatihan kepemimpinan. 

Berdasarkan penjabaran-penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa Training Of Leadership Development (TOLD) sangat memberikan pengaruh besar bagi organisasi LPB yaitu guna terciptanya regenerasi kepemimpinan di LPB UIN SGD. Karena LPB sangat butuh pemimpin yang bisa terus memajukan organisasi dan bisa membimbing, mengayomi serta terus membersamai anggota-anggotanya dalam berproses di LPB.

Author: Sulis Yutrisna

Post a Comment

0 Comments