Perkenalan merupakan sebuah hal yang perlu bahkan harus dilakukan kepada orang lain yang tidak dikenal sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan, mengetahui biodata pribadi orang yang tidak kita kenal, dan lain-lain. Perkenalan menggunakan bahasa Indonesia tentu kita semua sudah dapat melakukannya, lalu bagaimana cara perkenalan menggunakan bahasa Arab?

    Pada artikel kali ini, LPB UIN Bandung akan membahas secara mudah bagaimana cara membuat dan mempraktikkan perkenalan menggunakan bahasa Arab. Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah meminta persetujuan atau kesudian dari orang yang diajak berkenalan, untuk lebih jelasnya mari kita simak tabel berikut:

No	Artinya	Cara baca	Perkenalan bahasa arab
1	Perkenankan saya memperkenalkan diri saya	Ismahulii an uqodima/u’arifalakum nafsi	إسمحوا لي أن أقدم / أعرف لكم نفسي
2	Nama saya...	Ismii...	إسمي...
3	Panggilan/ julukan saya...	Laqobii...	لقبي...
4	Saya dari...	Ana min.../jitumin...	أنا من / جئت من...
5	Alamatku...	‘unwanii...	عنواني...
6	Saya tinggal di...	Askunu fii...	أسكن في...
7	Saya lulusan dari	Takhorojtu min.../ana mutakhorijun min...	تخرجت من.../ أنا متخرج من...
8	Kewarganegaraanku	Jinsiyyatii...	جنسيتي...

    Di atas adalah susunan cara kita perkenalan diri menggunakan bahasa Arab, mari kita kupas satu persatu:

1.        Kalimat “Perkenankan saya memperkenalkan diri saya” adalah hal yang perlu kita lakukan agar orang sudi atau berkenan untuk mendengarkan apa yang akan kita ungkapkan mengenai diri kita. Apabila kita tidak mengucapkannya, maka akan membuat pendengar acuh atau bahkan tak sudi mendengarkan karena sebelumnya tidak ada kata atau kalimat persetujuan yang diungkapkan kepada pendengar kita atau orang yang diajak berkenalan.

2.           Setelah kalimat perkenankan, kita bisa langsung menyebut nama, karena tujuan awal perkenalan agar kita mengetahui nama seseorang. Kemudian, sebutkan julukan atau panggilan kita. Kenapa harus ada panggilan atau julukan? Terkadang nama yang orang miliki itu panjang, bahkan ada yang susah diingat. Oleh karena itu, panggilan atau julukan sangat penting kita sebutkan pada saat perkenalan agar orang lebih mudah mengingat nama kita.

         “Asal” perlu kita sebut pada saat perkenalan, karena asal adalah di mana kita berasal, di mana kita lahir sehingga orang mengetahuinya walaupun kita bertempat tinggal bukan pada asal kita. Sedangkan “alamat” adalah dimana kita bertempat tinggal pada waktu sekarang.

          Sekolah asal pun perlu kita utarakan karena hal tersebut dapat memunculkan kualitas kita secara tidak langsung kepada orang-orang yang mendengarkan perkenalan kita. Yang terakhir adalah kewarganegaraan, yang juga perlu kita sebutkan jika berkenalan dengan orang asing atau sedang berada di luar negeri.

    Berikut LPB UIN Bandung berikan contoh percakapan mengenai perkenalan menggunakan bahasa Arab:

No	Artinya	Cara baca	Perkenalan bahasa arab
1	Perkenankan saya memperkenalkan diri saya	Ismahulii an uqodima/u’arifalakum nafsi	إسمحوا لي أن أقدم / أعرف لكم نفسي
2	Nama saya Farkhan Umarudi	Ismii farkhan ‘umarudin	إسمي فرحان عمر الدين
3	Panggilan/ julukan saya Farkhan	Laqobii farkhan	لقبي فرحان
4	Saya dari Tegal	Ana min.../jitumin tegal	أنا من / جئت من تيكال
5	Alamatku di jalan Ahmad Yani Nomor tiga	‘unwanii fii syarii’ ahmad yani roqmussalis	عنواني في الشارع أحمد ياني رقم اللثالث
6	Saya tinggal di Pondok Pesantren	Askunu fiil ma’had	أسكن في المعهد
7	Saya lulusan dari Madrasah Aliyah Alhikmah	Takhorojtu min.../ana mutakhorijun minal madrasatil ‘aliyah alhikmah	تخرجت من.../ أنا متخرج من المدرسة العالية الحكمة
8	Kewarganegaraanku Indonesia	Jinsiyyatii indunisii	جنسيتي إندونيسي

    Setelah teman-teman membaca dan memahami bagaimana cara perkenalan menggunakan bahasa Arab, silahkan untuk mempraktikkannya dengan cara menulis di buku apa yang telah kalian pahami lalu ucapkanlah di depan cermin seakan-akan anda sedang berkenalan dengan seseorang atau berada dipanggung dan anda sedang memperkenalkan siapa diri anda, selamat mencoba.

 

Author: Farkhan Umarudi/Kontributor

Penulis merupakan mahasiswa jurusan Hukum Keluarga UIN Bandung dan anggota LPB angkatan Red Lotus.

Editor: Sintamia